Eksekusi Selesai, Seluruh Pasukan Langsung Ditarik dari Nusakambangan
Merry pindah ke Lapas Cilacap, Zulfiqar Dirawat lagi CILACAP - Sepuluh terpidana mati yang lolos dari timah panas sudah dikembalikan ke sel umum Lapas Batu Nusakambangan. Khusus Merry Utami dititipkan ke Lapas Cilacap. Koordinator Kepala Lapas se Nusakambangan, Abdul Aris saat dihubungi Radar Banyumas, Sabtu (30/7), mengatakan, sepuluh terpidana mati yang santer diberitakan masuk daftar eksekusi sudah tidak menempati sel isolasi lagi. Dia mengatakan, sembilan terpidana mati yakni Obina Nwaen, Osiaz Sibamdi, Zulfiqar Ali, Gurdip Sigh, Frederic Luther, Eugene Ape, Agus Hadi, Pujo Lestari dan Okonkwo Nons sudah berada diblok umum. Sedang untuk Merry Utami dipindahkan ke Lapas Cilacap. Untuk Zulfiqar Ali yang sakit-sakitan, ia mengatakan sampai saat ini masih dalam perawatan dokter lapas. Zulfiqar dirasa belum perlu dirujuk atau menjalani perawatan penanganan medis di RSUD Cilacap. Seperti diketahui, sejak 2 bulan silam dari Senin (16/5) sampai Senin (25/7) lalu, Zulfiqar Ali dirawat di ruang Dahlia 3 RSUD Cilacap. Aris juga mengatakan pasca eksekusi hukuman mati pada Jumat (29/7), pengamanan di lapas sudah kembali normal dan tak ada perlakuan khusus. Sebelumnya, bantuan jaga dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) se-Nusakambangan dipusatkan di LP Batu dan Besi. Terpisah, Kuasa hukum Merry Utami dari LBH Masyarakat, Arinta Dea menyatakan, Merry dipindahkan ke Lapas Cilacap pada Jumat (29/7) pukul 11.00 sebagi tahanan titipan. Ia mengatakan semestinya Merry dipindahkan ke LP Wanita Tangerang, sebagaimana Mary Jane Veloso yang dari Lapas Nusakambangan langsung dipindahkan LP Wirogunan. Selain itu Merry telah 15 tahun menempati LP Tangerang. Barang-barang serta teman-temannya berada di sana. "Saya berharap Presiden Joko Widodo membaca grasi Merry. Saya berharap Presiden mempertimbangkan kerentanan perempuan dalam menanggulangi kasus narkotika yang melibatkan kurir narkotika perempuan," ujar Arinta melalui sambungan telepon Meski Merry lolos dari eksekusi mati, Arinta tetap merasa kecewa. Dia mengatakan, menempatkan Merry selama seminggu di ruang tahanan isolasi telah membuat psikologis perempuan tersebut terpukul. Ia juga mengisahkan detik-detik menjelang eksekusi mati, seperti diceritakan ibu Merry. Kamis (28/7) pukul 23.00, Merry melihat Freddy Budiman sebagai orang pertama yang melewati selnya untuk dieksekusi. Setelah empat orang terpidana mati meninggalkan sel, kurang lebih pukul 00.00 Kalapas Batu, Abdul Aris mendatangi sel Merry dan menyatakan gilirannya keluar dari sel. "Mau kemana, kamu gak jadi dieksekusi. Kamu pulang ke Tangerang," kata Arinta menirukan ucapan Aris. Arinta juga mengatakan, sebagai kuasa hukum, ia tidak pernah diberitahukan tentang pembatalan eksekusi mati. Kepastian pembatalan hanya disampaikan secara lisan kepada keluarga di detik-detik menjelang eksekusi. Informasi tambahan lainnya, Merry dipindah pada hari Jumat pukul 10.30. Sumber koran ini menyebutkan, Merry dibawa menggunakan mobil Kijang Innova milik Lapas Batu dan dikawal oleh petugas wanita Lapas Batu dan Kalapas Wanita Tangerang bersama Kalapas Wanita Semarang. Informasi dari sumber koran ini menyebutkan, pemindahan Merry Utami ke Lapas Kelas IIB Cilacap bersifat sementara sambil menunggu surat izin Dirjen Pemasyarakatan sebelum akhirnya dipindah ke Lapas wanita Semarang. Sementara, dari pantauan di Dermaga Wijayapura Cilacap, kondisi dermaga yang menjadi pintu masuk ke Nusakambangan itu benar-benar lengang. Pasukan Brimob maupun pasukan pengaman pendukung dari unsur TNI AD maupun TNI AL, semuanya sudah ditarik kembali. "Seluruh pasukan sudah ditarik dari Nusakambangan begitu proses eksekusi empat terpidana mati selesai. Pasukan Brimob sudah kembali ke markas masing-masing baik yang dari Purwokerto, Pekalongan, Purworejo maupun Solo," ujar sumber resmi Radar Banyumas ketika dihubungi Sabtu (30/7) kemarin. Menurut sumber tersebut, pasukan ditarik setelah seluruh rangkaian proses eksekusi selesai. "Jumat siang seluruhnya sudah ditarik," tambahnya. Pantauan Radarmas Sabtu pagi hingga siang kemarin, kompleks Dermaga Wijayapura yang beberapa hari sebelum pelaksanaan eksekusi selalu dipenuhi ratusan kendaraan kendaraan, terlihat lengang. Begitu juga portal yang dibuat pada radius 300 meter dari Dermaga Wijayapura, sudah tidak ada. Di gerbang dermaga memang terlihat dua anggota Brimob. "Biasanya memang ada dua Brimob yang piket jaga di dermaga," kata sumber lainnya. Seorang warga yang bermukim tak jauh dari Dermaga Wijayapura mengatakan, sejak Sabtu pagi kawasan sekitar dermaga terlihat sangat lengang. "Paling hanya lalu-lalang kendaraan petugas Lapas yang masuk atau ke luar dermaga penyeberangan," ujar warga bernama Maryadi. (ziz/din/dis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: