Kurikulum 2013 Terganjal Buku Penunjang

Kurikulum 2013 Terganjal Buku Penunjang

ILUSTRASI - Kegiatan belajar mengajar dikelas PURWOKERTO- Kegiatan belajar mengajar menggunakan kurikulum 2013 (K13) tampaknya belum bisa berjalan mulus. Anggan yang minim membuat pengadaan buku penjunjang baru bisa terpenuhi semua tiga tahun. "Sumber lain bisa dari sumbangan orang tua murid. Namun sifatnya hanya sumbangan, sehingga sumber utama hanya dari BOS itu," ujar Kasi Kurikulum Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Agus Wahidin kemarin Tiga tahun tersebut, estimasinya tahun pertama untuk buku kelas tujuh, tahun kedua kelas delapan, dan tahun ketiga untuk kelas sembilan. Artinya, selama satu tahun dana BOS dari siswa kelas 7, 8, dan 9 dibelanjakan untuk buku satu kelas. "Karena minimnya anggaran, mau tidak mau pemenuhan dilakukan secara bertahap. Alokasi untuk pembelian buku baru hanya 20 persen dari total dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)," katanya. Menurut Agus, sebenarnya muatan buku untuk K13 dan KTSIP pada dasarnya sama saja. Yang terpenting buku tersebut bisa menopang materi, bisa dipakai. Hanya saja, sekolah biasanya sekolah mencari buku yang disesuaikan dengan K13. Selain buku, saat ini tengah dilakukan pendampingan oleh LPPM untuk sekolah yang akan memberlakukan K13. Saat ini, ada 68 sekolah. 64 sekolah diantaranya merupakan sekolah swasta yang sebelumnya belum memberlakukan K13. "Sisanya empat merupakan sekolah baru. Yakni SMP Al Irsyad Boarding School, zam zam Boarding School, Andalusiam dan Annida," ucapnya. Empat sekolah tersebut, sebelumnya belum mempunyai Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN). Sehingga izin belum dikeluarkan. Dengan adanya NPSN tersebut, sekolah sudah mengantongi izin. Sehingga, dialokasikan untuk mendapatkan pendampingan dari LPPM. "Pendampungan kali ini dilakukan pada 21 cluster. Pendampingan dilakukakn secara bertahap," tutupnya. (ida)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: