Debu di Jalan S Parman Karena Proyek Swasta

Debu di Jalan S Parman Karena Proyek Swasta

PURWOKERTO- Debu di Jalan S Parman masih dijumpai hingga Kamis (19/4). Saat Radarmas mengkonfirmasi pada pekerja, sedang ada pengurugan bekas sawah di belakang Hotel Palapa. Pemantau pengurugan, Kamto mengatakan, informasi yang diterimanya dari pemilik proyek, ke depannya akan dibangun sekolah. Namun, belum dapat dipastikan kapan akan mulai dibangun. "Infonya mau dibikin sekolah tapi tidak tahu juga pastinya, karena kami di sini cuma disuruh ngurug, dan ini proyek ini masih satu grup dengan Rajawali," katanya. Ia pun menuturkan, tidak ditargetkan waktu pengurugannya karena beberapa hari ini terkendala hujan. Adapun luas lahan tersebut menurut Kamto sekira dua hektar, tetapi yang diurug tidak semuanya. Tanah yang digunakan untuk mengurug bekas sawah itu, diambil dari Gunug Tugel. Dari pantauan Radarmas kemarin, tanah yang diangkut menggukana truk tidak ditutupi terpal. Sehinggga saat terbawa angin, debunya beterbangan dan mengotori sebagian Jalan S Parman. Apalagi ban truk yang juga kotor karena banyak tanah yang menempel. "Pengerjaannya sudah sesuai prosedur, dan diperbolehkan ambil tanah dai Gunung Tugel," tuturnya. Sekali angkut tanah, satu truk dapat menampung hingga lima kubik. Dan proses bolak-balik mengangkut sampah bisa mencapai tiga ratus kali. "Itu kalau terang, kita ngikutin cuaca juga," ujar Kamto. Pemantau pengurugan lainnya, Kusto menyampaikan,tulisan Tanah Ini Milik Pemkab di depan jalan masuk, dibenarkannya. Namun kepemilikannya hanya sebatas akses untuk jalan masuk dan keluar truk. Sementara mengenai dampak lingkungan dari proyek tersbut, Radarmas mencoba mengkonfirmasi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas. Namun belum ada konfirmasi terkait hal itu, karena Kepala DLH Kabupaten Banyumas, Suyanto sedang dinas luar kota. Dan ketika Radarmas mencoba menanyakan pada pemilik proyek, juga sedang tidak ada di tempat. (ely)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: