Pipa Pecah, Suplai Air PDAM Pelanggan di Purwokerto Selatan Terhenti
PURWOKERTO - Masalah sepertinya masih menghantui pelayanan PDAM Tirta Satria Purwokerto. Setelah beberapa hari lalu, aliran tiga pelanggan mati, kemarin kerusakan terjadi di jaringan pipa Gunung Tugel. Pipa pecah terjadi di empat titik di jalur timur dan barat, sekitar TPA Gunung Tugel. Akibatnya, suplai air khususnya untuk pelanggan di Purwokerto Selatan Purwokerto terhenti. Wilayah yang terdampak adalah Perumahan Teluk, Perumahan Puri Hijau, Kelurahan Karang Klesem, Karang Pucung, Perumahan Karang Asri Teluk dan pelanggan lain di Purwokerto bagian selatan. DROPING: PDAM Banyumas menyuplai air untuk pelanggan yang kemarin tidak mendapatkan air bersih karena pipa pecah. DIMAS PRABOWO/RADARMAS "Tadi malam ada perbaikan sudah selesai, tapi ternyata ada jalur lain yang pecah lagi di jalur timur dan barat, sekitar TPA gunung Kidul. Pecah karena getaran-getaran kendaraan disamping tanahnya juga labil. Yang pecah sekarang pas tikungan ada empat titik dan sedang diperbaiki," kata Kabag Humas dan Hukum PDAM Tirta Satria Nanik Purwaningsih saat dikonfirmasi, Kamis (16/3). Ia mengatakan, kerusakan pipa tersebut saat ini masih dalam perbaikan. Meski demikian, ia belum dapat memastikan kapan perbaikan tersebut selesai. Sebab sampai dengan pukul 17.00 WIB kemarin, kata dia, tim teknisi baru berhasil menyambung pipa yang bocor di dua titik. MAsih ada dua titik pipa lagi yang rusak. "Kita belum bisa prediksi, soalnya kan yang teknik belum jadi. Baru disambung pas tikungan ada dua pipa. Mudah-mudahan malam ini selesai," ujarnya. Guna memenuhi kebutuhan air pelanggan terdampak, lanjut dia, PDAM Tirta Satria menyediakan tiga armada tanki berisi air bersih dengan kapasitas 4.000 liter per tanki. Armada tersebut, kata dia, akan membagikan air kepada pelanggan terdampak kerusakan jaringan pipa. "Dari pagi kita sudah drop air, tapi karena jumlah yang minta sama tankinya lebih banyak yang minta, jadi harus antri. Meski sudah dijadwalkan, tapi terkadang yang membuat tidak sesuai jadwal, saat tanki lewat ada warga yang mencegat, jadi belum sampai tujuan tapi air sudah habis dan harus ambil lagi di daerah Pabuaran, Purwokerto Utara," jelasnya. Menurutnya bantuan air menggunakan tanki tersebut khusus untuk pelanggan terdampak dan diberikan gratis. Bantuan tersebut, kata dia, tidak untuk diperjual belikan. Sehingga apabila ada pelanggan yang ingin membeli air, tidak akan dilayani. "Bantuan air tidak bisa diusulkan atau dibeli sekalipun. Karena kita mengutamakan pelanggan yang airnya tidak nyala. Pelanggan tidak usah meminta, kita akan kirim. Hanya saja nunggu antrean. Kalau ada yang mau beli pun tidak akan kita layani," tandasnya. Trimiatun (38), salah satu pelanggan terdampak di Perumahan Puri Hijau P7 Nomer 18 mengaku kesal atas kejadian ini. Menurutnya air tidak mengalir sejak Rabu (15/3) sore. Menurutnya tidak mengalirnya air kali ini, tidak ada pemberitahuan sebelumnya. "Udah diaduin, biasanya kalau ada kerusakan dikasih tau dulu, tapi kali ini tidak ada pemberitahuannya. Jadi kami tidak bisa menyimpan air dulu. Sempat ada protes dari warga sini, tapi masih juga belum ngalir sampai sekarang (kemarin)," kesalnya. Kekesalan Trimiatun bertambah karena bantuan air dari PDAM belum sampai ke kompleknya. Menurutnya bantuan tanki dirasa masih kurang jika untuk melayani seluruh pelanggan terdampak saat ini. Ia mengaku selama air PDAM tidak mengalir ini, dirinya susah melakukan aktivitas. Bahkan ia terpaksa tidak memasak, dan memilih membeli makan di luar karena tidak ada air. "Selama mati tidak masak dan tidak nyuci, libur total. Makan juga beli diluar," katanya. Senada dialami Tika (28), warga Perumahan Puri Hijau P18 Nomor 15 itu mengaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terpaksa membeli air galon dan menumpang di tempat saudara atau tetangga yang mempunyai sumur bor. "Kebutuhan masak kita pake air galon, untuk mandi kadang ditempat saudara atau tetangga kalo pas airnya lagi mati," katanya. (why/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: