Tirkem Masih Belum Dibuka untuk Umum

Tirkem Masih Belum Dibuka untuk Umum

Manajemen Siap, Tunggu Perintah Pemkab PURWOKERTO- Meski sudah santer diberitakan akan dibuka kembali untuk umum per 1 Maret kemarin, namun kolam renang Tirta Kembar (Tirkem) di Jalan dr Angka, Purwokerto masih berlum beroperasi. Hingga Kamis (2/3) kemarin memang belum ada pengunjung telihat. Saat Radarmas mencoba masuk ke dalam areal kolam renang, Radarmas ditemui seorang karyawan yang enggan disebut namanya. Menurutnya, kolam renang memang belum dibuka untuk umum. "Katanya memang tanggal 1 Maret lalu, namun sampai sekarang belum ada perintah dari Pemda. Ini sudah ketiga kalinya rencana dibuka untuk umum itu batal," katanya. Saat Radarmas mencoba memasikan kapan akan dibukanya kolam renang legendaris ini, pihaknya juga belum dapa memastikan. "Kalau kepastiannya belum jelas kapan akan dibuka, yang jelas kami manajemen sebenarnya sudah siap tinggal menunggu perintah saja," jelasnya. Ia melanjutkan pihaknya kini masih melakukan pembersihan kolam. "Kolam masih terus kami lakukan pembersihan," ujarnya. Sementara saat Radarmas mencoba konfirmasi ke GM Tirta Kembar, Adi Widyanto melalui telepon selular tidak bisa dihubungi. Ketua Umum Persatuan Renang Indonesia (PRSI) Pengkab Banyumas, Pudjatman Agung saat duhubungi Radarmas juga mengatakan, sampai kemarin pihaknya belum mendapatkan informasi terkait kapan dibukanya kolam renang Tirta Kembar. "Kami belum mendapatkan kabar kapan dibukanya Tirta Kembar. Sementara untuk pembinaan atlet kami lakukan di kolam renang klub Bina Taruna dan Tirta Kencana," pungkasnya. Seperti diberitakan, kolam renang tersebut dihentikan untuk umum resmi per 1 Juli 2007 silam. Penghentian karena air kolam mengandung bakteri yang membahayakan kesehatan. Kualitas air sumur bor di kolam dinilai tidak memenuhi standar kesehatan. Hasil penelitian yang dilakukan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Dinkes Banyumas sejak Januari-Maret 2007 menyebutkan, air kolam mengandung bakteri coliform di atas normal, sehingga airnya tidak sehat. Air juga mengandung bakteri organik yang cukup tinggi, serta mengeluarkan bau tidak sedap. Masalah tersebut muncul setelah kolam renang menggunakan air sumur bor yang dibuat Pemkab dengan dana Rp 262 juta. Sebelumnya, kolam renang terbesar di Banyumas ini mendapat pasokan air dari mata air Bancarkembar. Namun pasokan air ditutup warga setempat, karena mereka merasa tidak mendapatkan kompensasi. Setelah itu mangkrak cukup lama, hingga ada gugatan dari PT GCG ke pengadilan dan dimenangkan perusahaan pengelola di tingkat MA. Selain itu, Pemkab juga diwajibkan untuk melanjutkan perjanjian yang telah disepakati. Kontrak berlangsung sampai tahun 2018 dan diperpanjang sampai tahun 2022. (ali/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: