BI Tepis Hoax Rectoverso Lewat PentasTeater
BI Tegaskan Pengaman Sulit Dipalsukan PURWOKERTO- Masih maraknya pemberitaan terkait unsur pengaman atau rectoverso Bank Indonesia (BI) di uang rupiah tahun emisi 2016 yang menyerupai logo palu arit, diseriusi oleh pihak BI. Kantor Perwakilan BI Purwokerto, meluruskan pemberitaan yang termasuk berita hoax atau tidak benar melalui sosialisasi pada beberapa elemen masyarakat, salah satunya pada generasi muda. Agar pesan yang disampaikan tepat sasaran, BI Kantor Perwakilan Purwokerto mendukung penuh sosialisasi yang disampaikan melalui teater. Dengan menggandeng Teater Kancil Mas sebagai penulis skenario dan para siswa SMAN 2 Purwokerto, Pentas Teater Rectoverso diselenggarakan di Pendopo Si Panji, Sabtu (24/2). "Karena ini tujuannya memang sosialisasi pada generasi muda, maka cara yang digunakan harus sesuai dengan jiwa anak muda, biar dapat diterima dengan baik," ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Purwokerto, Ramdan Denny Prakoso. Denny menjelaskan, isu yang banyak beredar berkaitan dengan logo BI yang menyerupai gambar palu arit di uang kertas mulai pecahan Rp 1 ribu hingga Rp 100 ribu. Padahal logo BI itu merupakan bentuk dari rectoverso atau gambar saling isi. Rectoverso berada di depan uang sudut kiri atas, di bawah angka nominal, dan pada bagian belakang uang di sudut kanan atas di bawah nomer seri. Dia menegaskan, rectoverso menggunakan teknik cetak khusus. Aman pada posisi yang sama saling membelakangi di bagian depan dan belakang uang kertas, terdapat ornamen khusus seperti gambar tidak beraturan. Namun jika diterawang ke arah cahaya, akan terbentuk suatu gambar yang beraturan. "Rectoverso akan membentuk ornamen lambang BI, dan sejauh ini unsur pengaman tersebut yang sulit dipalsukan, bahkan metode pengamanan seperti ini sudah digunakan oleh beberapa negara juga, seperti Malaysia untuk Ringgit, Uni Eropa untuk Euro, Korea untuk Won, dan untuk mata uang Poundsterling," jelas Denny. Untuk pemilihan desain rectoverso, sudah melalui kajian teknis dan disimpulkan bahwa desain seperti itu yang paling sulit dipalsukan. Jika pada rectoverso memang gambar palu arit, tentunya BI sudah ditegur oleh BIN, Polri, dan Kejaksaan RI. Ketua Kancil Mas, Brekele mengungkapkan, , pertunjukan teater yang diadakan menceritakan tiga sosok wanita yang berani melawan berita hoax. Tiga wanita yang ditokohkan sebagai penyandang difabel, penyair tomboy, dan sinden merasa banyak berita hoax yang mulai meresahkan masyarakat. Maka ketiga tokoh itu pun mencoba melawannya dengan cara yang berbeda tetapi bisa diterima masyarakat. "Setiap warga berhak menyuarakan kebenaran, dan pada teater ini diharapkan bisa diterima masyarakat Banyumas agar tidak mudah terpengaruh dengan berita bohong, seperti berita rectoverso yang menyeruak di beberapa daerah bahkan ada yang tidak mempercayai uang rupiah," kata Brekele. Supaya lebih menarik, pada pertunjukan Sabtu malam lalu juga dilengkapi dengan alunan musik lesung. Alat musik tradisional itu menggambarkan kebahagiaan panen. Pertunjukan yang juga didukung oleh Pemkan Banyumas, mendapat dukungan positif dari Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein. Husein mengatakan, pertunjukan teater pada malam itu menjadi pertunjukan luar biasa dengan peralatan seadanya. "Pesan yang disampaikan dalam ceritanya tetap dapat diterima oleh penonton," ujarnya. Dengan cara sederhana, suasana menghibur, dan ada nilai seni yang sangat bagus, penonton disuguhi kejutan dan variasi cerita yang tidak monoton. Dari pegelaran itu, Husein ingin menghidupkan kesenian di Banyumas. Dengan mengkombinasikan kebudayaan tradisional dan modern diharapkan dapat menghidupkan hati untuk menghargai satu sama lain. (ely)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: