Tradisi Bagi-bagi Uang Saat Ziarah ke Makam Djoko Kaiman di Dawuhan yang Dinanti

Tradisi Bagi-bagi Uang Saat Ziarah ke Makam Djoko Kaiman di Dawuhan yang Dinanti

Ziarah ke makam R Djoko Kaiman di Dawuhan Banyumas selalu menjadi agenda rutin setiap peringatan Hari Jadi Banyumas. Moment yang selalu dinanti, khususnya bagi warga Dawuhan. Selain bisa bertemu orang nomor satu di Banyumas, ada tradisi bagi-bagi uang kepada warga yang datang. DINANTI: Bupati saat bagi-bagi uang usai acara ziarah ke makam Dawuhan kemarin. Acara bagi-bagi uang menjadi salah satu yang dinanti warga, selain bisa bertemu dengan pemimpin mereka. MAULIDIN WAHYU, BANYUMAS Keringat terlihat di wajah Sumarni. Ada gurat kecewa di wajahnya. Meski terlihat juga rasa bangga dan senang. Warga Dawuhan ini kecewa lantaran tidak mendapat uang dari bupati dan pejabat lainnya. Saat pembagian, ia mengaku berada di bagian belakang kerumunan. Ya, meski, tidak semua warga beruntung. Bagi-bagi memang dinantikan warga. Sayang uang dibagikan secara acak, sehingga ada yang mendapat banyak. Namun ada pula yang tidak kebagian sama sekali. Padahal menurut Sumarni, uang yang dibagikan cukup banyak dengan pecahan dua ribu, lima ribu, 10 ribu dan 20 ribu baru. Namun karena warga yang berkerumun juga banyak, sehingga ia tidak kebagian. Dalam acara bagi-bagi uang kemarin, ada Bupati Ir H. Achmad Husein, Wakil Bupati dr Budhi Setiawan, Wakil Ketua DPRD Supangkat. "Iya katah (banyak.red) si, tapi tadi saya tidak kebagian. Yang dapet yang di depan," kesalnya. Meski tidak kebagian, namun perempuan yang datang bersama cucunya itu mengaku senang. Karena bisa bertemu dan bersalaman dengan bupati serta Wakil Bupati Banyumas. "Tidak setiap tahun nonton, tapi ini pas lagi nonton bisa salaman dengan Pak Husein dan Pak Budhi," ungkapnya. Menurutnya, jumlah warga yang datang tahun ini lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal itu karena banyak warga yang memang ingin bertemu dengan bupati sekaligus ingin mendapatkan uang yang dibagikan. "Tahun ini jauh lebih rame. Warga yang datang lebih dari seratus orang," ujarnya. Warga lain, Turiyah (43) mengaku lebih beruntung daripada Sumarni. Sebab dalam prosesi tersebut ia mendapatkan uang Rp 10 ribu. Kendati demikian, ia juga menyayangkan prosesi pembagian uang tersebut tidak semua warga kebagian. Menurutnya masih banyak warga yang tidak mendapat. "Saweran dapet, tapi di belakang masih banyak yang belum dapet," katanya. Ia berharap, ke depan prosesi bagi-bagi uang seperti ini bisa lebih teratur. Sehingga semua warga dapat merasakan kebahagian pada moment seperti ini. "Ke depan, semoga pembagiannya lebih banyak, lebih teratur, dan lebih merata lagi," ujarnya. Selain itu, ia juga berharap kehadiran Bupati Achmad Husein ke Dawuhan Banyumas tidak hanya dalam kegiatan ziarah saja. Namun diharapkan bisa sesering mungkin mengunjungi desa Dawuhan. "Bupatinya juga semoga lebih sering kesini, tidak hanya saat peringatan hari jadi saja," tandasnya. Kegiatan ziarah ke Makam Bupati Pertama Djoko Kaiman juga diikuti oleh Pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), serta para pejabat legislatif dan eksekutif di jajaran Setda Banyumas. Ziarah dipimpin langsung oleh Bupati Achmad Husein, dan doa dipimpin juru kunci makam Dawuhan, Sukirman. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan, bagian dari peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas. Pada peringatan hari jadi yang ke-446, yang jatuh pada 22 Februari 2017, rombongan bupati melakukan ziarah, untuk mendoakan bupati pertama R Joko Kaiman. "Ziarah tidak untuk mengagung-agungkan dan mengkultuskan bupati pertama. Tetapi sebagai upaya untuk menghormati jasa beliau yang sudah mendirikan Banyumas," kata Bupati dalam sambutannya. Usai ziarah, rombongan bupati menuju ke Pendopo Duplikat si Panji Banyumas untuk makan siang dan tasyakuran. Sekaligus menikmati pagelaran Wayang Ruwatan Dalang Yayoh Hadi Warsono dari Jatilawang. Ketua DPRD Banyumas, Juli Krisdianto dalam tasyakuran menceritakan sedikit tentang asal usul perubahan Hari Jadi Banyumas. Perubahan hari jadi semula ditetapkan berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 1990, setiap tanggal 6 April. Tetapi berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2015, Hari J diganti menjadi tangga 22 Februari. "Kegiatan hari jadi sebagai evaluasi dan meningkatkan kinerja sekaligus untuk mewujudkan Banyumas lebih baik," tuturnya. (*/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: