Elpiji 3 Kilogram Menghilang dari Peredaran di Beberapa Wilayah di Purwokerto dan Sekitarnya

Elpiji 3 Kilogram Menghilang dari Peredaran di Beberapa Wilayah di Purwokerto dan Sekitarnya

- Diduga Sengaja Dikurangi - Hiswanamigas Enggan Komentar PURWOKERTO - Keluhan kelangkaan elpiji 3 kilogram terus berlanjut. Selain di kecamatan Purwokerto Timur, ternyata kelangkaan elpiji 3 kilogram hampir merata di sejumlah wilayah. Seperti Kecamatan Baturraden, Sumbang, Kembaran dan Sokaraja. Menurut sejumlah pengecer, elpiji tiga kilogram mulai sulit di dapat Rabu minggu lalu. Menurut Sugesti (51), warga Tambaksari, Kembaran, sudah mencari di seluruh warung yang biasa menjual gas elpiji tersebut. Namun tidak ada satupun warung yang memiliki stok gas yang akrab di sebut gas melon tersebut. "Saya sudah cari dari tiga hari lalu, akhirnya saya dapet di Kebumen, Baturraden dengan harga Rp 19 ribu. Itu pun katanya stok satu-satunya," kata dia saat dikonfirmasi, Senin (12/12). Senada juga dikeluhkan, Tri Riwayati (50). Ia mengaku baru menyadari kelangkaan gas melon saat hendak memasak namun pasokan gas di rumahnya habis. Ia mengaku sudah mencari di beberapa tempat, namun hasilnya nihil. Bahkan ia juga sempat mencari ke daerah lain, namu gas elpiji 3 kilogram tetap tidak ia dapatkan. "Kata tetangga, di daerah Pandak, Baturraden masih ada yang jualan, tapi saya sudah cari ke sana nyatanya tetap tidak ada," kesalnya. Karena tidak mendapatkan gas elpiji, saat ini ia terpaksa membeli makanan jadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia berharap, kelangkaan elpiji 3 kilogram cepat teratasi. Sehingga ibu-ibu rumah tangga tidak lagi kebingunan saat memasak untuk keluarganya. "Mudah-mudahan pemerintah bisa cepat menyelesaikan persoalan ini. Apalagi gas elpiji 3 kilogram, bagi saya sangat penting untuk menghemat pengeluaran daripada harus membeli makanan jadi setiap hari," harapnya. Keluhan yang sama juga disampaikan Saminah (64), warga Banteran Sumbang. Sejak dua hari lalu ia mengaku sudah mencari elpiji tersebut tapi tidak ada. "Kebetulan kemarin masih satu dan sudah habis juga. Sudah nyari ke desa tetangga juga tidak ada," katanya. Akibatnya, Saminah terpaksa menggunakan tungku untuk memasak. Untuk kembali menggunakan kompor minyak jelas tidak mungkin karena kompor sudah lama tidak dipakai. Selain itu untuk membeli minyak tanah juga tidak mudah. Kenapa elpiji menghilang? Siam (48), salah satu pengecer itu justru mengatakan jika kelangkaan elpiji 3 kilogram sudah sekitar enam bulan lalu. Oleh karena itu, pengecer asal Sumbang tersebut, terpaksa mengambil elpiji 3 kilogram ke Purwokerto. "Sudah sekitar setengah tahun lalu memang susah," katanya. Menurut informasi yang didengarnya, kelangkaan elpiji 3 kilogram memang sengaja dilakukan pemerintah, sehubungan dengan adanya bright gas 5,5 kilogram. Sehingga pemerintah mengurangi pasokan elpiji 3 kilogram dengan maksud supaya masyarakat beralih ke gas baru tersebut. "Kayaknya memang dikurangi pasokannya. Makanya jadi susah mencarinya yang 3 kilogram," ujarnya. Dugaan sengajanya dilakukan pengurangan pasokan gas ini terlihat semakin nyata ketika Radarmas kesulitan mencari penyebab kelangkaan. Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Banyumas, Anas Pribadi bahkan enggan menanggapi. Bahkan minta Radarnas mengkonfirmasi Koordinator Bidang Elpiji 3 Kg DPC Hiswana Migas Banyumas, Djati Wibowo. Sementara sampai saat ini Djati Wibowo tidak bisa dikonfirmasi. Yang aneh, Dinas Perindustrian Perdangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Kabupaten Banyumas yang mengaku sudah menghubungi pihak Hiswana Migas Kabupaten Banyumas diinformasikan akan menambah 308 ribu tabung elpiji, Sabtu (10/12) lalu. "Saya sudah mendapat informasi dari Hiswana Migas akan ada tambahan 308 ribu tabung, sesuai jumlah stok per hari dari pertamina," terang Kasi Perlindungan Konsumen dan Kemeteorologian, Sri Sugiarti Susilo. Sri menuturkan, beberapa waktu lalu juga sudah ditambahkan 200 tabung elpiji untuk mengatasi kelangkaan elpiji menjelang Natal 2016 dan tahun baru 2017, tetapi masih juga dirasa kurang. Sri menambahkan, karena bidang perlindungan konsumen sudah dikelola pusat, pihaknya tidak bisa membantu banyak. "Tidak bisa memantau secara detail, kelangkaan terjadi di daerah mana saja karena sekarang semua perlindungan konsumen sudah dikelola pemerintah provinsi," jelasnya. Namun menurutnya, kelangakaan elpiji ini selain menjelang natal dan tahun baru, juga karena beberapa masyarakat tengah menggelar hajatan. Dan hal tersebut membutuhkan penggunaan elpiji lebih banyak. (ely/why/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: