Pujiatin, Yatim Piatu Penderita Hidrosefalus dari Sumbang Butuh Uluran Tangan
BANYUMAS - Sungguh malang nasib Pujiatin atau yang akrab disapa Panjul. Bocah berusia 14 tahun dari Dusun Ciwarak, Desa Karanggintung RT 1 RW 3, Kecamatan Sumbang itu, menderita penyakit hidrosefalus dan lumpuh pada kedua kakinya. Saat ini, dia hanya bisa duduk di kursi roda dan mengharapkan uluran tangan dari semua pihak. Panjul yang tinggal bersama kakeknya, Sanbadri (80) di sebuah rumah semi permanen berukuran 3x4 meter, sangat membutuhkan bantuan pengobatan dan biaya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ibunya telah meninggal dunia saat dia berusia 4 bulan, sementara bapaknya juga meninggal sekitar 40 hari lalu. "Dulu saat bapaknya masih ada, sudah pernah dioperasi di Semarang. Saat itu dia masih berumur sekitar 1 tahun. Setelah itu sudah tidak pernah diperiksakan lagi," kata Sanbadri kepada Radarmas, Selasa (25/10). Sanbadri mengakui, untuk makan sehari-hari saja dirinya mengandalkan beras rakyat miskin (raskin), sehingga tidak memiliki uang untuk mengobati cucunya. "Belum ada bantuan apa-apa dari pemerintah. Kepinginnya ada bantuan biar Panjul cepet sembuh," ujarnya. Darno yang merupakan anak tertua dari Sanbadri mengungkapkan, keseharian Panjul hanya berada di sekitar rumah, karena untuk jalan pun dirinya tidak bisa, sedangkan kepalanya semakin membesar. "Paling di sekitar rumah pakai kursi dorong itu di dorong sama bapak saya (Sanbadri, red), orang dari pemerintah desa saja tidak pernah, apalagi dari pemerintah kabupaten," kata dia. Darno juga mengaku selama ini tidak mendapatkan bantuan berupa Kartu Banyumas Sehat (KBS) dari pemerintah. Padahal dia sudah mendaftarkan keluarganya tersebut sejak lama. "Katanya sedang diproses, tapi sampai sekarang belum ada bantuan apapun. Kita sangat berharap ada bantuan. Untuk makan sehari-hari, bapak saya paling dari adik saya yang berdekatan persis rumahnya," ungkapnya. Dia berharap, keponakannya itu bisa mendapatkan bantuan. Bahkan ia juga berharap ada panti asuhan yang mau merawatnya. Sebab dengan kondisi yang seperti ini, dia mengaku sangat kewalahan. "Harapan keluarga sebenernya anaknya ingin berjalan. Kepinginnya ada yang bantu dari pemerintah untuk mencukupi kehidupan dan diobati. Sukur ada panti asuhan yang mau menampung," tandasnya. Panjul sangat antusias jika dirinya bisa tinggal di panti asuhan, selain bisa belajar dirinya punya angan-angan untuk segera sembuh. "Iya pengin sekolah," ujar Panjul. (why)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: