Bripda Cantik Yuvina Lusiana Dewi dari Polres Banyumas Ini Masuk 20 Besar Senior Official Meeting on Transnati
Berbekal kemampuan berbahasa asing aktif, bisa mengantarkan seseorang untuk menuju dunia internasional. Seperti yang dirasakan Bripda Yuvina Lusiana Dewi, polisi wanita Polres Banyumas yang berhasil masuk seleksi 20 besar calon Liasion Organizer (LO) Senior Official Meeting on Transnational Crime ke-16. Miftachul Mufid, Purwokerto Polwan kelahirang Batanghari, 5 November 1996 ini sebelumnya tidak pernah menyangka masuk ke dalam salah satu peserta yang lolos seleksi di Mabes Polri. Pasalnya, saat mendaftarkan diri dia hanya coba-coba dan ingin mencari pengalaman. Namun, di luar dugaan dari sekian banyak peserta yang mendaftarkan diri, dia berhasil masuk 20 besar. Dari wilayah Polda Jawa Tengah, hanya ada dua orang yang berhasil lolos seleksi di Mabes. "Rasanya seperti mimpi, tidak pernah menyangka sama sekali. Padahal, saya merasa kemampuan Bahasa Inggris yang dimiliki belum cukup dan banyak kekurangan," kata gadis berhijab ini. Perjalanannya dalam menguasai bahasa Inggris aktif, dimulai di jenjang pendidikan SMA. Saat itu, dia terpilih mewakili sekolah SMA N Ajibarang dalam perlombaan debat Bahasa Inggris. Padahal, saat itu dia belum memiliki kemampuan seperti sekarang ini. "Waktu itu, seleksi menggunakan Bahasa Indonesia, awalnya seleksinya hanya mencari siswa yang memiliki kemampuan memecahkan masalah. Di situ, saya terpilih dan karena persiapannya untuk debat Bahasa Inggris akhirnya satu tim diberi pelatihan Bahas Inggris khusus," jelas anak bontot dari dua bersaudara pasangan Wasid dan Yumah. Dari situ kemampuan Bahasa Inggrisnya terasah. Dengan berlatih setiap hari, menerjemahkan artikel Bahas Inggris dan membaca buku-buku berbahasa Inggris kemampuannya semakin meningkat. Padahal, sebelumnya dia tidak pernah mengikuti les Bahasa Inggris sama sekali. "Otodidak sebenarnya, hanya berlatih untuk persiapan lomba, paling dilatih secara khusus oleh coach saja tidak ada les privat Bahasa Inggris, Alhamdulillah prestasi tertingginya juara 2 dalam lomba debat bahasa Inggris tahun 2013 yang diselenggarakan di Unsoed," ungkapnya dara yang dulu bercita-cita menjadi dokter ini. Untuk menjaga kemampuan Bahasa Inggrisnya, dia memang tidak menerapkan conversation dalam Bahasa Inggris di lingkungan keluarga. Tapi, dia memiliki cara tersendiri yaitu dengan berkirim pesan pendek dengan sesama anggota tim debat dalam Bahasa Inggris. "Kalau tidak sering dipergunakan, kemampuan berbahasa asing bisa hilang, language is a habit, bahasa adalah kebiasaan jadi agar semakin terasah dan mahir, harus sering dibiasakan. Untuk membiasakan, prakteknya bisa diterapkan saat berkirim informasi dengan rekan tim menggunakan Bahasa Inggris, share pengumuman juga dalam Bahasa Inggris," tutur polwan Bag Sumda Polres Banyumas ini. Meskipun dalam seleksi Senior Official Meeting on Transnational Crime dia gagal lolos, tapi banyak pelajaran dan manfaat dapat dipetik dari seleksi itu. Dengan mengikuti seleksi, setidaknya pengalaman bertambah, serta menambah teman dan relasi. "Hasilnya memang belum lolos, karena untuk lolos ada syarat minimal pangkat dan masa bakti. Tapi, dengan berhasil lolos seleksi di Mabes Polri sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Jujur, di sana sangat minder. Di antara 20 peserta, hanya saya yang paling muda dan pangkat rendah. Yang lain sudah kaya pengalaman dan sering bertugas ke luar negeri," paparnya. Namun, dengan hasil itu dia tidak patah semangat. Justru semakin memacu semangatnya untuk mendalami bahasa asing. Tidak hanya Bahasa Inggris saja, bahkan Bahasa Arab, Prancis dan Mandarin. Sebab, untuk bisa lolos dan Go Internasional, minimal menguasai empat bahasa itu. "Yang terdekat berencana mengikuti kelas TOEFL atau les Bahasa Inggris, agar kemampuan semakin meningkat. Sebab, saya bermimpi suatu saat nanti bisa menjadi bagian dari Interpol, karena segala yang besar berawal dari yang kecil," tegasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: