Ketangkap Bolos, 9 Siswa di Purwokerto Disuruh Baca Pancasila dan Nyanyi Indonesia Raya

Ketangkap Bolos, 9 Siswa di Purwokerto Disuruh Baca Pancasila dan Nyanyi Indonesia Raya

PURWOKERTO - Sekitar sembilan siswa yang masih duduk di bangku SMA/SMK, kedapatan membolos. Mereka kepergok sedang berada di warnet atau game online centre pada saat jam sekolah. Berdasarkan razia yang dilakukan Satpol PP Banyumas, Selasa (26/7), siswa langsung mendapat pembinaan di tempat. Selain didata, sejumlah siswa juga mendapat sanksi. siswa-bolos-kena-razia RAZIA: Satpol PP saat melakukan razia di beberapa warnet game online "Kita tidak membawa mereka ke kantor, tetapi langsung data di tempat. Untuk sanksinya mereka diminta membaca Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya," ujar Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP, Prapto Herlijanto. Dia mengatakan, razia didasarkan laporan masyarakat sekaligus pantauan yang dilakukan tim. Menurutnya, kegiatan tersebut sasarannya pelajar yang keluyuran pada saat jam sekolah tanpa izin dari orang tua maupun guru. Warnet dan game online dinilai menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi pelajar. "Data siswa akan kita laporkan ke masing-masing sekolah untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut. Selain itu kita juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan," jelasnya. Prapto menambahkan, tim bergerak di sekitaran wilayah Purwokerto, yaitu mulai dari wilayah Rejasari Purwokerto Barat, hingga wilayah Tanjung dan Karangklesem di Purwokerto Selatan. "Rencananya razia warnet dan game online akan dilakukan hingga Jumat. Razia serupa juga akan dilakukan sewaktu-waktu dan sifatnya situasional," jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Purwadi Santoso mengatakan, sanksi kepada siswa yang membolos diserahkan kepada sekolah masing-masing. "Yang jelas sanksi yang diberikan harus bersifat mendidik. Namun terlebih dahulu harus memberitahu orang tua," jelasnya. Pengamat Pendidikan dari IAIN, Sony Susandra menambahkan, untuk penanganan kasus anak bolos sekolah membutuhkan komitmen dari berbagai pihak. Karena sekolah tidak bisa memberikan pengawasan 100 persen. "Banyak kasus dimana anak tidak membolos, melainkan dari rumah langsung bermain. Kasus ini jelas susah untuk diawasi," katanya. Pengawasan dari masyarakat khususnya pemilik usaha warnet sangat dibutuhkan. Larangan untuk anak usia sekolah belum tegas. Sehingga banyak anak dengan bebas mengakses warnet meskipun di jam sekolah. "Aturan seperti ini yang harus benar-benar ditegakkan," tegasnya. (bay/ida/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: