Penularan HIV/AIDS Pada Homoseksual Meningkat
Berada di Peringkat Kedua PURWOKERTO - Penularan HIV/AIDS sejak dua tahun terakhir, banyak melalui hubungan berisiko lelaki sesama lelaki (LSL) atau homoseksual. Dari 716 ODHA yang terdata di Klinik VCT RSUD Margono Soekarjo, penularan melalui LSL berada di peringkat kedua sebanyak 9 persen menggeser penularan melalui narkoba. Konselor Klinik VCT RSUD Margono Soekarjo, Nur Azmi Anfianti menjelaskan, sampai pertengahan tahun ini terdapat 22 pasangan homoseksual yang berkonsultasi dan memeriksakan diri di VCT. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya positif menderita HIV/AIDS. Ironisnya, penderita didominasi remaja dan anak muda yang berstatus mahasiswa dan pelajar. "Tren ini sudah tidak hanya di kota besar saja, tapi sudah mulai di Banyumas. Trennya mulai tahun 2015 sebanyak 40 orang, dan meningkat tajam di tahun 2016. Sampai bulan Mei saja, temuan kasus penderita HIV/AIDS ada 17 orang dan 50 persennya merupakan LSL," ujar Azmi kepada Radarmas, Kamis (14/7). Bahkan penularan virus mematikan tersebut melalui LSL secara kumulatif berada di peringkat kedua, mengeser penularan melalui narkoba. Dari 716 ODHA, penularan terbanyak hubungan heteroseks dengan 77 persen, diikuti LSL 9 persen, dan narkoba 7 persen. Untuk kasus LSL, dari konsultasi diketahui laki-laki yang memposisikan diri seakan-akan perempuan tertular oleh pasangannya yang melakukan hubungan berisiko dengan bergonta-ganti pasangan. "Hari ini (kemarin, red) kami baru saja ada konsultasi dengan satu LSL. Dari hasil pemeriksaan dia positif, usianya baru 19 tahun," imbuhnya. Kecenderungan perilaku berisiko LSL, dari hasil konsultasi dengan beberapa homoseks secara umum karena mereka melihat sosok pasangannya sebagai pelindung. Secara psikologis, dari riwayat mereka ada kesamaan kehilangan sosok sang ayah. Jenis pasangan, laki-laki yang memposisikan diri seakan-akan perempuan rata-rata lebih muda lima tahun dari pasangannya. "Biasanya pelajar dengan pekerja. Kami melakukan konsultasi untuk mengubah perilaku hubungan berisiko mereka," ujarnya. Dari meningkatnya kasus LSL, membuat persentase penderita laki-laki lebih banyak yakni 56 persen. Sedangkan 44 persen sisanya perempuan. Dari jumlah total 716 ODHA dari tahun 2006-2016, 128 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan penderita dengan golongan usia 15-24 tahun sebanyak 360 orang, dan yang masih aktif berobat 328 orang. "Penularan HIV/AIDS perlu terus diwaspadai. Kalau melihat dari jenis kelamin, sebenarnya bisa dikatakan seimbang karena perempuan kebanyakan korban sebagai pihak yang tertular," katanya. (ziz/sus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: