Panahan Indonesia Tembus Final Pertama

Panahan Indonesia Tembus Final Pertama

Sejak 24 Tahun Terakhir Sejarah Tercipta dari Diananda JAKARTA - Tidak diprediksi, tidak diunggulkan, tetapi Diananda Choriunnisa membalikkan keadaan. Tampil di nomor perorangan recurve putri, Nisa-sapaan Diananda- bisa menembus babak final setelah mengalahkan para unggulan. Itu merupakan sejarah baru atlet Indonesia yang menembus final nomor perorangan sejak dipertandingkan pada Asian Games (AG) pada 1978 Bangkok silam. Yang lebih hebat lagi, capaian itu menghentikan dahaga medali bagi Indonesia. Terakhir kali, atlet panahan Indonesia absen mengirim wakil di partai final etidaknya dalam 24 tahun terakhir. Terakhir kali, Tim recurve putri yang bermaterikan Purnama Pandiangan, Rusena Gelanteh dan Dahliana mendulang perak di edisi 1994 Hiroshima, Jepang. Perjuangan Nisa menembus babak final cukup alot. Bahkan, dia bertarung menghadapi atlet panahan top Asia. Termasuk Chang Hye-jin dari Korea Selatan. Pada kuarter final, Nisa menang dengan skor 7-3 atas peraih dua medali emas Olimpiade 2016 Rio tersebut. Di semifinal, Nisa mengakhiri perjuangan Lei Chien-ying (Taiwan) dengan skor sama, 7-3. Sejarah baru bagi dunia panahan Indonesia itu terasa istimewa. Karena, berlangsung di tempat atlet Indonesia menempa diri sepanjang pelatnas enam bulan terakhir. Kemenangan atas Lei Chien-ying juga luar biasa. Karena pada test event Asian Games Februari lalu, Nisa kalah dari atlet berambut cepak tersebut. Hasil drawing diakui Nisa memang kurang menguntungkan. Apalagi pada babak kualifikasi, dia berada di peringkat ke-7. Yang lebih istimewa adalah, Chang Hye-jinm merupakan idola bagi Nisa. “Sejak tahun lalu, saya sering ketemu dalam turnamen, bahkan tadi pagi sempat selfie pas ketemu di toilet,” terangnya. Namun, di lapangan, situasi berbeda, Nisa yang mendapatkan dukungan penonton di Lapangan Panahan Senayan merasa terbantu. “Apalagi setelah memanah, penonton bersorak keras, seperti mendapatkan adrenalin lagi,“ ujar gadis 21 tahun tersebut. Sayangnya, pada sektor putra, Riau Ega Agatha yang juga menembus semifinal tak kuasa membendung kemampuan Kim Woo-jin. Ega kalah 2-6 atas peraih emas Asian Games edisi Guangzhou delapan tahun yang lalu. Tahun ini, Kim Woo-jin sudah dua kali menjadi juara dalam Piala Dunia panahan. Yakni pada dua nomor recurve individu putra dan mix team. di Shanghai, Tiongkok. Hasil yang diperlihatkan pemanah Indonesia kemarin sekaligus memberikan motivasi bagi delegasi Indonesia yang tampil di mix team recurve ataupun compound. Di mix team recurve Indonesia akan menurunkan duet Riau Ega dan Diananda. Sedangkan di mix team compound, Indonesia mengandalkan pasangan asal Jawa Timur, Yoke Rizaldi Akbar-Dellie Threesyadinda. Ega-Nisa akan berjumpa pemenang antara Pakistan dan Korea Utara. Adapun Yoke-Dellie menghadapi delegasi Thailand pada babak 16 besar. “Melihat Mas Ega dan Nisa menjadi motivasi bagi saya untuk bisa lebih baik besok (hari ini, Red),” terangnya. Selanjutnya, babak final secara keseluruhan bakal berlangsung 27-28 Agustus mendatang. (nap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: