Timnas Renang Jarak Pendek Latihan Perdana di Stadion Akuatik

Siman dan Gagarin Masih Jetlag JAKARTA – Empat perenang tim nasional jarak pendek yang berlatih di Uytengsu Aquatics Center, Clifornia, Amerika Serikat, sudah kembali ke tanah air Kamis sore (2/8). I Gede Siman Sudartawa dan Gagarin Nathaniel Yus terlihat langsung menjalani latihan ringan kemarin, Sementara, Triady Fauzi, Glenn Victor Sutanto, dan Indra Gunawan absen. Sejak pukul 07.30, Siman dan Gagarin sudah melakukan latihan di bawah arahan pelatin tim renang Albert Sutanto. Latihan berlangsung selama satu jam. ”Hari ini conditioning dan adaptasi aja. Mereka juga masih jetlag,” ucap Albert saat ditemui di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno. Setidaknya butuh dua hingga tiga hari untuk mengembalikan kondisi tubuh dan pola istirahat keduanya. Mengingat, tim sprint menjalani pelatihan di Negeri Paman Sam selama tiga bulan.             Siman sangat senang bisa kembali ke Indonesia. Dia sangat antusias untuk berlaga di Asian Games 2018. Mengenai adaptasi venue, peraih emas SEA Games 2017 itu menyatakan tidak ada masalah. Sebab, sebelumnya, Siman sudah pernah menjajal Stadion Akuatik saat mengikuti Indonesia Open Aquatic Championship 2017, Desember lalu.             Secara fisik dan teknik, Siman merasakan peningkatan yang signifikan selepas berlatih di Amerika. Bersama tiga perenang sprinter lainnya, Siman menjalani program pembentukan otot dan perbaikan teknik renang. Berenang dengan mengaitkan beban yang diikat dengan tali di pinggang menjadi salah satu model latihan pria kelahiran Bali itu. ”Latihan memang berat, tapi lebih fokus,” tuturnya.             Pada multievent empat tahunan se-Asia, Siman mengatakan, akan turun setidaknya di tiga nomor. Yakni, 50 meter dan 100 meter gaya punggung, serta 4 x 50 meter gaya ganti estafet. Meski begitu, menurut dia, peluang medali ada di nomor 50 meter gaya punggung yang menjadi andalannya. ”Karena empat tahun lalu di Asian Games 2014 Incheon saya ada di peringkat empat. Waktunya tipis, terpaut 0,33 detik dari juara ketiga,” terangnya. Saat ini, Siman memiliki catatan waktu 25,3 detik di nomor 50 meter gaya punggung. Saat turun di nomor 100 meter gaya punggung kejuaraan LA Invite Swimming Meet di Amerika, 13 Juli lalu,  dia menorehkan waktu 53,72 detik. Sementara untuk estafet, tim Indonesia berhasil finis 1 menit 40,33 detik. Sekaligus memecahkan rekor pertandingan invitasi tersebut dengan waktu sebelumnya 1 menit 43,85 detik. Senada dengan Siman, Gagarin juga tidak memerlukan adaptasi khusus dengan Stadion Akuatik. ”Aman semua. Kolam bagus nggak masalah,” ujarnya. Dia diproyeksikan untuk turun di nomor 50 meter dan 100 meter gaya dada. Soal peluang medali, perenang asal Jakarta itu mengaku persaingan masih berat. ”Target pecah rekornas dulu. Medali bonus lah,” tandasnya. Di sisi lain, Triady, Glenn, dan Indra meminta izin untuk libur. Ketiganya pulang kampung untuk menemui keluarganya. Rencananya, seluruh tim sprint akan kembali latihan bersama Senin lusa (6/8). Sementara itu, perenang jarak jauh yang selama ini berlatih di Bali sudah mulai berlatih di Stadion Akuatik sejak 2 Agustus lalu. Mereka boyongan dari Pulau Dewata ke Jakarta di hari pertama Agustus. “Kami sudah tahu tentang kolam renang ini sebelumnya. Tapi para perenang masih perlu penyesuaian dengan start block,” kata pelatih asing pelatnas renang David Armandoni. David menjelaskan tidak ada gelombang besar yang dihasilkan para perenang ketika berenang. Sebab air langsung keluar ke saluran pembuangan air yang ada di samping kolam. Selain itu, keuntungan lain adalah kolam indoor sehingga mereka takkan bermasalah bila terjadi hujan atau panas yang terik. “Suasana yang bagus untuk berkompetisi,” komentar David. Salah satu perenang muda Adinda Larasati Dewi mengatakan masih perlu penyesuaian dengan kolam yang akan digunakan untuk Asian Games nanti. “Sampai sekarang masih lebih enak kolam di Bali,” katanya. Menurut pelatih berkebangsaan Prancis itu, tak butuh waktu lama bagi para atlet untuk beradaptasi dengan suasana kolam. (han/feb)

Sumber: