Palembang 100 Persen, Jakarta 95 Persen

Palembang 100 Persen, Jakarta 95 Persen

Persiapan Indonesia Menuju Asian Games 2018 DARI serangkaian persiapan menuju Asian Games, penyelesaian venue menjadi topik utama yang terus diselesaikan Inasgoc. Targetnya, 22 Juli, semua venue harus selesai secara fisik. Selanjutnya pengerjaan overlay (penyesuaian venue pertandingan) bakal dikebut lima hari menjelang pertandingan berlangsung setiap cabor. Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saat ini sudah diseterilisasi dari kegiatan masyarakat. Waktu tersisa tidak lebih dari sebulan menjelang Asian Games 2018, itu menjadi momentum penting bagi Inasgoc (panitia penyelenggara Asian Games) dan pihak terkait untuk menyelesaikan segala kekurangan yang ada. Bahkan, sejumlah cabor harus ngungsi pindah dari arena pertandingan di SUGBK. Misalnya, panahan yang harus berlatih di Surabaya sejak 1 Juli lalu. Penyebabnya, SUGBK memang harus steril untuk persiapan akhir Asian Games 2018. Saat ini mereka berlatih di Lapangan KONI Jawa Timur, Surabaya. Alasannya, selain kenyamanan, pelatih kepala pelatnas panahan, Denny Trisyanto menjelaskan semua fasilitas tersedia. “Di sini (Surabaya, Red) kebetulan peralatannya komplet. Kalau seandainya ada masalah dengan peralatan bisa langsung diperbaiki. Kalau di Jakarta tokonya jauh. Tokonya di situ, yang ada dua pintu kaca,” ujar pelatih pelatnas Nurfitriyana Saiman sambil menunjuk toko yang dimaksud. Mengacu venue pertandingan yang ada, setidaknya bisa dibagi dalam tiga kategori, Jakarta, Palembang dan Jawa Barat (Jakarta Suburb). Khusus Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, saat ini kondisinya sudah 100 persen. Terakhir, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan di sejumlah venue pertandingan. Salah satu tantangan yang terus diselesaikan adalah menjaga kadar asam danau Jakabaring. Area tersebut merupakan venue cabor triatlon dan rowing. Bambang Supriyanto, Direktur Utama JSC menyatakan, saat ini kadar pH (kadar asam) sudah mencapai pH 6. “Target kami pekan depan sudah di kisaran pH 8,” terang Bambang. Selain itu, tim pengelola Jakabaring juga tetap melakukan pembersihan rumput danau setiap harinya. Sedangkan di Jakarta, kondisinya lebih kompleks. Sebab, venue tersebar di berbagai lokasi, berbeda dengan Jakabaring yang berada di satu kompleks. Dalam hal ini, Inasgoc juga bekerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk menyelesaikan persiapan akhir. Di Jakarta, setidaknya ada tiga venue yang belum selesai pengerjaan fisiknya. Yakni venue sofbol di Rawamangun, arena jetski dan layar di kawasan pantai ancol. “Saat ini tinggal finishing, kalau boleh disebut, total 95 persen persiapan venue di Jakarta dan Jawa Barat,” beber Arlan Lukman, Direktur Venue Inasgoc. Tenggat waktu yang dipatok 22 Juli merujuk Ketua Dewan Pengarah, Jusuf Kalla, diakui Arlan masih realistis dikejar.  Yang menjadi persoalan saat ini adalah penyesuaian venue dengan peralatan pertandingan (overlay) yang mulai berlangsung pekan ini. “Peralatan sebagian besar sudah datang, dalam tiga pekan kami selesaikan,” beber Arlan. Dari puluhan venue yang akan digunakan, tercatat ada 10 venue temporary yang bakal digunakan untuk Asian Games kali ini. Adalah Jakarta Convention Center (JCC) dan Jakarta International Expo (JIExpo) yang punya ruang cukup luas yang akan digunakan untuk 10 cabor tersebut. Tetapi, sebagian besar bakal mulai pengerjaan pada awal Agustus mendatang. Tidak ada kendala krusial dalam menyiapkan venue tidak tetap tersebut. Seperti yang disiapkan cabor angkat besi yang akan menggunakan Hall A JIExpo Kemayoran. Alamsyah Wijaya, venue manajer angkat besi menerangkan, yang paling krusial sebenarnya penyesuaian dengan sistem pertandingan. “Target kami di angkat besi, venue siap 18 Agustus mendatang, pengerjaan sekitar 3 pekan,” terangnya. Namun, lifter terkait bisa menggunakan berlatih di ruangan yang telah disediakan pada 16 Agustus mendatang. Terlepas dari persiapan venue, personel pelaksana di setiap cabor dihadapkan pada masalah efisiensi. Sekjen Inasgoc, Eris Herryanto melihat ada tumpang tindih tugas kerja antara panitia cabor dan panitia pusat (Inasgoc). “Contoh sederhananya, untuk yang mengatur konsumsi panitia, jadi nantinya akan ditangani panitia pusat secara langsung,” ujarnya. (nap/han/feb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: