Akui Dapat Tekanan Oknum Saat Menghapus 21 Juta Data Ganda, Risma: Saya Percaya Kalau Niat Saya Baik, InsyaAll

Akui Dapat Tekanan Oknum Saat Menghapus 21 Juta Data Ganda, Risma: Saya Percaya Kalau Niat Saya Baik, InsyaAll

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku mendapat tekanan dari oknum saat membersihkan 21 juta data ganda penerima bantuan sosial (bansos). Risma menegaskan, adanya ulah oknum tersebut sudah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Ya, memang ada (tekanan, Red) dan saya sudah lapor ke Bapak Presiden,” ujar Risma di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/6). https://radarbanyumas.co.id/soal-data-ganda-penerima-bansos-risma-bakal-dipanggil-dpr/ Namun demikian, mantan Wali Kota Surabaya ini tidak bisa mengungkapkan siapa oknum yang menekan dirinya tersebut. “Saya enggak bisa ngomong detail. Mohon maaf sekali,” katanya. Risma menambahkan meskipun mendapat tekanan dari oknum, dirinya tak gentar untuk tetap membereskan data ganda tersebut. “Saya percaya kalau niat saya baik, InsyaAllah, Tuhan melindungi saya,” ungkapnya. Dalam rapat Komisi VIII DPR RI, Rimsa dicecar oleh anggota dewan soal adanya data ganda penerima bansos dari pemerintah. “Saya mungkin bisa jelaskan Pak. Terus terang Pak data ini banyak sekali tekanan, saya harus jelaskan. Saya harus jelaskan, Pak,” kata Risma. Merespons hal tersebut, Ketua Komisi VIII Yandri Susanto menanyakan siapa pihak yang menekan Risma mengenai penghapusan 21 juta data ganda tersebut. "Yang menekan Ibu siapa?" tanya Yandri. "Ada, Pak. Mohon maaf," kata Risma enggan menjawab. Yandri lantas mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan amanah dari masyarakat. Menurutnya, anggota DPR merasa tertuduh atas keberadaan 21 juta data ganda penerima bansos tersebut. "Saya mohon maaf kalau soal itu," tuturnya. Salah satu anggota Komisi VIII dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq lantas mengatakan bahwa ia mengetahui ke mana arah data dan aliran dana dari data ganda tersebut. Ia juga mengklaim mengetahui siapa pihak yang menekan Risma. "Saya tahu, Bu yang menekan ibu siapa, saya tahu ke mana arah data ini, duitnya, dan sebagainya," kata Maman. Meski demikian, Maman mengatakan bahwa hal itu tidak penting bagi Komisi VIII. Ia hanya meminta agar Risma bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku. "Soal bagaimana nanti kita membongkar data ini menjadi sangat sulit itu tidak usah di sini, Bu. Kita bisa ngobrol di ruang-ruang ilmiah," kata Maman kemudian. Sebelumnya, Risma telah menjawab bahwa data tersebut berasal dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) secara global dan berbeda dengan data penerima manfaat yang disepakati bersama Komisi VIII. Kementerian Sosial sendiri menyatakan telah menghapus 21 juta data ganda penerima Bansos. Hal ini Risma sampaikan pada April lalu. "Kemudian new DTKS ini karena tadi saya sampaikan bahwa kita melakukan pengontrolan data, sehingga kurang lebih 21.000.156 data kita tidurkan," kata Risma di gedung Kemensos, Rabu (21/4).(jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: