Nasib Warga Desa Bantar Belum Jelas
BANJARNEGARA-Bencana tanah longsor dan ambles di Dusun Pramen, Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa awal Januari 2018 lalu, masih menyisakan cerita. Penanganan rumah warga yang rusak dan ambruk akibat musibah tersebut tak kunjung usai. Akibatnya, sebagian warga masih menumpang mengungsi di rumah kerabat dan tersebar di beberapa lokasi. Bahkan, ada juga sebagian warga yang kembali menempati rumahnya meski berada di zona merah. Mereka memperbaiki lagi rumahnya yang ambruk dengan papan seadanya, karena tidak betah terlalu lama mengungsi. Seperti Jamngan, warga Dusun Pramen Desa Bantar yang rumahnya hingga saat ini belum direhab. ‘Kami kembali menempati rumah kami yang rusak, karena tidak enak terlalu lama menumpang. Kami perbaiki seadanya,’’ katanya. GOTONG-ROYONG: Warga Desa Bantar bergotong-royong di area bekas longsor pada awal Januari 2018 lalu. Sama halnya dengan rekanya, Sunarto. Ia terpaksa mendirikan lagi rumahnya yang rusak menggunakan papan. ”Seadanya lah,” singkatnya. Kepala Desa Bantar, Eko Purwanto, mengungkapkan, belum ada kejelasan relokasi rumah bagi warganya. Termasuk juga dirinya. Padahal ia telah menyiapkan lokasi baru untuk menunjang relokasi tersebut. ‘’Kami sudah siapkan lahanya sejak awal,” ungkapnya. Lahan bengkok desa telah Eko siapkan untuk merelokasi 51 rumah warga yang rusak berat dan berada di zona merah. Dijelaskanya, pengukuran luas lahan yang dibutuhkan sudah dilakukan, namun hingga kini belum ada tindak lanjut. Hal itu disebabkan karena belum ada tim penaksir yang turun ke lokasi melakukan penaksiran. “Artinya proses tukar guling kemudian proses relokasi rumah warga ke lahan relokasi, belum ada kemajuan,” terang Eko. Bahkan, menurutnya, ada kemungkinan proses relokasi rumah warga yang menjadi korban longsor di Desa Bantar ini, bisa kalah cepat dari proses pembangunan kembali rumah warga yang ambruk akibat gempa di empat desa yang berada di Kecamatan Kalibening. Pasalnya, gempa di Kecamatan Kalibening menyita perhatian pemerintah pusat hingga Presiden Jokowi datang langsung ke lokasi. Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Arief Rahman mengatakan, pihaknya proses rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap dampak longsor di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa sudah diusulkan ke BNPB atau pemerintah pusat, BPBD provinsi dan juga diusulkan untuk mendapatkan bantuan sosial dari Pemkab. Meski begitu, diakuinya, belum ada informasi atau kabar kapan usulan tersebut terutama dari pusat dan provinsi akan direalisasi. “Memang tidak bisa secepat yang kami harapkan, tetapi usaha-usaha tetap kami lakukan. Penanganan bencana tidak ada perbedaan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Semua diprioritaskan.” Ujar Arief.(her)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: