Kawasan Daerah Aliran Sungai Serayu Kian Kritis
BANJARNEGARA- Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dinilai kian kritis dengan tingginya sedimentasi yang mengendap di Waduk Mrica. Sedimentasi itu berpotensi mengancam produksi listrik dari PLTA Mrica. Upaya pencegahan pun perlu dilakukan dengan melakukan penghijauan kawasan. General Manager PT Indonesia Power UP Mrica, Adi Rekno mengatakan, untuk menyelamatkan kawasan DAS Serayu yang kian kritis, dilakukan penanaman sebanyak 47.000 bibit pohon konservasi. Rinciannya, 2.000 bibit tanaman keras dan buah-buahan ditanam di kawasan dermaga Waduk Mrica dan 45.000 bibit kopi arabika ditanam di kawasan hulu DAS Serayu. Jika tak ada upaya pencegahan, dampak nyata yang terjadi yakni tingginya sedimentasi yang mengendap di Waduk Mrica. “Sedimentasi mengancam produksi listrik,” kata Adi, usai peluncuran program Kawan Hijaunesia Power di kawasan dermaga Waduk Mrica, belum lama ini. Dia mengungkapkan, pelestarian lingkungan DAS Serayu juga merupakan kepentingan bersama. Apalagi, kegiatan tersebut menyangkut penyediaan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Keberlangsungan operasional PLTA Mrica, juga mendukung target pemerintah untuk menyediakan 35.000 megaWatt. Dengan kesadaran kepentingan bersama itulah, penanaman di kawasan waduk dilakukan dengan menggandeng Pramuka Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru, sedangkan di kawasan hulu melibatkan kelompok tani. Keikitsertaan Saka Kalpataru dan Wanabhakti sekaligus wujud pelibatan generasi muda dalam kegiatan konservasi. Sebab Program Kawan Hijaunesia Power merupakan penggabungan program Kawan Gaul dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan dengan program korporat Hijaunesia Power. Ketua Kwarcab Pramuka Banjarnegara, Setiawan menyampaikan saat ini telah terjadi pemanasan global. Menurunnya daya dukung lingkungan akibat perusakan dan pencemaran tak dapat disangkal jadi salah satu penyebabanya. Dia menilai, penanaman pohon sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap lestari. Setiawan berharap, komitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan juga sejalan dengan krida di Saka Kalpataru yakni 3R (reduce, reuse, recycle), perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati. (ziz/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: