Pengungsi Mlaya Butuh Tambahan Logistik, Desa Bantar Terancam Longsor
BANJARNEGARA – Ancaman tanah longsor, terus mengintai sebagaian besar warga Banjarnegara sejak mulai musim hujan beberapa waktu lalu. Di saat ratusan warga Desa Mlaya Kecamatan Punggelan masih harus bertahan di pengungsian, ancaman bencana longsor juga dirasakan warga di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa. Akibat intensitas hujan yang tinggi, sedikitnya sembilan rumah di Desa Bantar terancam longsor. Saat ini, warga yang menghuni sembilan rumah tersebut harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, terutama saat turun hujan. “Meski belum terjadi longsor, tetapi sudah terjadi pergerakan tanah di Desa Bantar. Makanya untuk menyelamatkan korban jiwa, warga yang berada di rumah itu untuk mengungsi terutama saat turun hujan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Catur Subandrio, Rabu (5/10). Berdasarkan assessment yang dilakukan BPBD, retakan tanah di Desa Bantar juga membentuk tampal kuda. Kondisi ini, kata dia membahayakan warga yang tinggal di lokasi jika tidak diungsikan. “Tetapi jika tidak hujan, diperbolehkan tetap di rumah,” jelas dia. Terkait perkembangan pengungsian di Desa Mlaya, Kecamatan Punggelan, pihaknya belum bisa menentukan sampai kapan mereka berada di tempat pengungsian. Sebab, saat ini masih menunggu hasil kajian badan geologi. Meski saat ini akses jalan sudah bisa dilalaui, namun masih sebatas kendaraan tertentu. Sehingga penyaluran bantuan terkait kebutuhan pengungsi belum optimal. Selain itu, Catur mengungkapkan untuk kebutuhan pengungsi masih kekurangan logistic dalam bentuk beras dan gas elpiji. “Untuk menyalurkan bantuan ke lokasi pengungsi di Desa Mlaya harus menggunakan kendaraan off road,” kata dia. ementara, balita yang sebelumnya mengalami trauma akibat bencana longsor, saat ini sudah diungsikan ke Desa Tlaga. “Bocah 4 tahun ini teriak-teriak ketika mendengar gemuruh tanah longsor, makanya diungsikan ke desa lain,” tambah Catur. (uje)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: