Petugas Jasa Pikul di Bandung Tolak Angkut Jenazah Covid-19 Karena Dituduh Pungli
Pembawa jenazah./ Foto istimewa JAKARTA - Petugas jasa pikul di pemakaman Covid-19 kota Bandung, menolak mengangkut jenazah. Sejumlah orang yang menjadi kuli angkut, merasa dipojokkan dengan opini yang beredar di media sosial. Koordinator Jasa Pikul Jenazah Covid-19 Pemakaman Cikadut Bandung, Fajar, mengatakan petugas jasa pikul merasa kecewa karena dianggap melakukan pungli. “Kita selalu dikatakan pungli, dikatakan pungli yang terlontar dari akunnya Mang Oded, ada juga kata-kata bahwa kita masih aja tega disaat-saat ada jenazah kita memanfaatkan, terus ada kata-kata kita itu berbisnis,” ujarnya di Pemakaman Covid Cikadut, Rabu (27/1), seperti dikutip dalam portal pojoksatu.id. https://radarbanyumas.co.id/usaha-peti-mati-di-masa-pandemi-covid-19-biasanya-pesanan-20-per-bulan-kini-mencapai-150-disuplai-ke-rs-di-banyumas/ Fajar menuturkan, pihaknya tidak pernah melakukan pungli terhadap proses pemakaman jenazah Covid-19. “Kalau setahu saya yang namanya Pungli itu seperti meminta uang tanpa pekerjaan itu pungli, namun kita kan disini keluar keringat kita bekerja kita mengeluarkan jasa, si ahli waris memberi mungkin memberi dengan rasa ikhlas mungkin itu tidak bisa disebut pungli,” katanya. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan lantaran ia dan rekan-rekan merasa kecewa dengan anggapan pungli tersebut. “Iya sebenernya kita juga bukan tidak ada rasa kemanusiaan untuk menolong lagi gitu kan. Namun, kita juga memiliki perasaan lah karena banyaknya hujatan dari netizen, bahkan dari instansi pejabat sekalipun kata-katanya mungkin kurang pas buat kita, dan kita hentikan aktivitas memikul dan mengantarkan jenazah,” ucapnya. Hingga siang tadi, total ada 3 jenazah Covid-19 yang dimakamkan di Pemakaman Cikadut. Namun, tidak ada satupun petugas yang memikul peti jenazah tersebut. “Dari tadi pagi ada tiga jenazah yang dateng, kita biarkan begitu saja dan jenazah tersebut terabaikan. Alasan kita berhenti memikul karena kita sudah diabaikan selama 11 bulan tanpa ada perhatian dari pemerintah. Mungkin saatnya sekarang pemerintah memerhatikan kita disini, bahwa kita itu ada disini,” jelas Fajar. Fajar juga berharap agar Pemerintah Kota Bandung menjadikan petugas jasa pikul makam Covid-19 sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) secara permanen “Kalau untuk itu, memang sudah ada informasi mau ada merekrut temen-temen kita, namun merekrut dimasa pandemi saja tidak permanen, padahal harapan kita maunya kita direkrut sebagai pekerja PHL permanen,” pungkasnya. (*/rif/pojoksatu/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: