Begini Alur dan Prosedur Vaksin Covid 19, Sebelum Vaksin Pastikan Tekanan Darah Normal
JAKARTA - Ikatan Perawat Indonesia mengingatkan masyarakat untuk memastikan tekanan darah dalam kondisi normal sebelum menerima vaksin COVID-19. "Kalau pengalaman saat vaksinasi tahap pertama, banyak tenaga kesehatan yang gagal. karena tekanan darahnya di atas normal. Itu terjadi bisa karena ketakutan atau kecemasan dan lain sebagainya," kata Ketua Ikatan Perawat Indonesia, Harif Fadhillah di Jakarta, Minggu (24/1). Dia berpesan kepada masyarakat untuk melakukan persiapan secara psikologis. Sebab, vaksin berguna untuk melindungi diri dari ancaman COVID-19. Sehingga bisa terhindar dari rasa takut maupun kecemasan saat menerima vaksin. https://radarbanyumas.co.id/ibu-hamil-menyusui-tak-direkomendasikan-vaksin/ “Vaksin yang disediakan oleh pemerintah telah teruji secara ilmiah aman, halal dan suci. Efikasinya 63 persen. Artinya, kita harus lihat lebih dari 50 persen orang yang divaksin telah memiliki perlindungan diri yang baik," paparnya. Dikatakan, waktu tidur yang cukup menjadi faktor penunjang tekanan darah. Sebab waktu istirahat yang cukup dapat membuat tubuh lebih bugar. "Tidur cukup sebelum divaksin agar saat bangun, tubuh bugar untuk menghindari kecemasan, serta tanda-tanda gejala tensi rendah, tensi tinggi, detak jantung lebih dari normal akan tereliminasi," tukasnya. Setelah divaksin, prosedur berikutnya adalah memantau reaksi vaksin dalam tubuh selama 30 menit. "Dalam 30 menit setelah divaksin, kita harus tenang. Jangan ada aktivitas terlalu tinggi. Duduk-duduk, jangan ada aktivitas berat. Namun tetap terapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak)," tukasnya. Bila timbul reaksi yang tidak wajar, posko vaksinasi telah menyediakan ruang khusus konsultasi dan penanganan darurat. "Segera lapor kepada petugas. Biasanya ditempat vaksin disediakan tenaga kesehatan untuk konsultasi dan ada pemantauan secara nasional," pungkasnya. Sebanyak 145.901 tenaga kesehatan (nakes) di 92 kabupaten-kota pada 34 provinsi telah divaksinasi. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19. Total sebanyak 172.901 tenaga kesehatan yang telah mengakses layanan vaksinasi COVID-19 untuk mendapatkan imunisasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 27 ribu tenaga kesehatan batal atau ditunda vaksinasinya. Hal ini disebabkan beberapa alasan. Antara lain memiliki tekanan darah tinggi saat pemeriksaan kesehatan awal, merupakan penyintas COVID-19, sedang menyusui dan memiliki penyakit komorbid lainnya. "Vaksinasi ini akan terus berjalan pada seluruh tenaga kesehatan sampai akhir Februari yang ditargetkan 1,47 juta tenaga kesehatan divaksinasi," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dokter Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Minggu (24/1). "Jadwal vaksinasi kami serahkan pada kebijakan daerah setempat. Artinya koordinasi pemerintah daerah dengan fasilitas layana kesehatan untuk mengkoordinasikan logistik dan sumber daya guna menghindari kerumuman," ucap Nadia. Bagi tenaga kesehatan yang belum terdaftar dalam SISDMK diharapkan untuk melaporkan secara berjenjang ke dinas kesehatan kabupaten-kota. Selanjutnya data akan diserahkan pada Kementerian Kesehatan. Seluruh dinas kesehatan di kabupaten-kota dan provinsi agar secepat-cepatnya menyampaikan data tenaga kesehatan yang belum terdaftar pada SISDMK. (rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: