Penemuan Black Box di Pulau Laki, Empat Korban Teridentifikasi
TUNJUKKAN: Black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ditunjukkan usai ditemukan dan dievakuasi, Selasa (12/1). Penyelam TNI AL berhasil menemukan black box di Perairan Pulau Seribu. FIN JAKARTA - Total ada empat orang korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang telah teridentifikasi. Selain itu, black box berupa Flight Data Recorder (FDR) telah ditemukan. Setelah Okky Bisma, kini tiga korban lagi berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Satu dari tiga yang teridentifikasi adalah Kopilot, Fadly Satrianto. https://radarbanyumas.co.id/kisah-calon-penumpang-sriwijaya-air-sj-182-asal-purwokerto-tidak-jadi-berangkat-karena-reaktif/ https://radarbanyumas.co.id/1-teridentifikasi-40-kantong-jenazah-terkumpul-jatuhnya-pesawat-sriwijaya-air-sj-182/ "Pada hari ini tim juga melakukan rekonsiliasi dan dapat mengidentifikasi 3 korban," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Rusdi Hartono di RS Polri, Selasa (12/1). Ditambahkan Kapus Inafis Brigjen Hudi Suryanto, tiga nama yang teridentifikasi yaitu Fadly Satrianto (manifes 31), Khasanah (manifes 28), dan Asy Habul Yamin (manifes 40). "Korban kedua atas nama Fadli Satrianto, Surabaya 6 Desember 1982, laki-laki, Agama Islam, alamatnya Teluk Penanjung 17 RT 04/05 di daerah Pabean Cantian Jawa Timur. Ini terdaftar pada nomor manifest 31. Dan ini ternyata adalah kopilot dari pesawat Sriwijaya Air," katanya. Dijelaskannya, dalam melakukan identifikasi Fadly, pihaknya menggunakan pencocokan melalui sidik jari dari body part yang diketemukan oleh tim SAR. "Kami juga sudah melakukan perbandingan sidik jari, ini yang kami dapat. Perbandingan sidik jarinya dari e-KTP telunjuk kanan, yang berhasil kita identifikasi dari potongan bagian tubuh yang kami dapatkan. Identik 12 titik persamaan," terangnya. Selain itu, dikatakan pula Tim DVI sebanyak 111 sampel Deoxyribonucleic Acid (DNA) pada hari yang sama. Kantong jenazah yang diterima hari ini berjumlah 71 kantong. Tim juga menerima 11 kantong properti. "Kegiatan verifikasi dan validasi data dengan akurat dan teliti sehingga dapat dipertanggungjawabkan," katanya. Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, kotak hitam atau black box berupa FDR berhasil ditemukan. FDR Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pukul 16.40 WIB. Dikatakannya, awalnya tim penyelaman TNI AL menemukan pecahan dari FDR. "Hari ini tepat jam 14.00 Kepala Staf Angkatan Laut menyampaikan informasi kepada saya bahwa sesuai dengan perkiraan yang sudah ditentukan di wilayah yang sudah ditandai telah ditemukan bagian dari flight data recorder pada jam 14.00," katanya di Dermaga JICT II, Jakarta Utara. Setelah itu pencarian FDR dilakukan di sekitar lokasi. Akhirnya bagian FDR ditemukan. "Kepada Staf menyampaikan bahwa bagian yang ditemukan justru adalah pecahan dan underwater acoustic beacon yang fungsinya memberikan sinyal dan saya sampaikan kepada KSAL agar terus dicari FDR yang kemungkinan besar masih di wilayah yang menjadi perkiraan kita semuanya," jelasnya. Pada pukul 16.40 WIB bagian FDR ditemukan kembali. Saat ini tim masih mencari Cockpit Voice Recorder (CVR). "Pukul 16.40 KSAL melaporkan kembali bahwa FDR sudah ditemukan. Kini satu lagi Cockpit Voice Recorder (CVR) masih perlu dicari dengan tanpa adanya bantuan yaitu beacon tersebut," katanya. Dia meyakini CVR akan segera ditemukan dalam waktu dekat. Dia meminta seluruh pihak untuk tetap berusaha melakukan pencarian. "Kami meyakini semua bahwa karena beacon yang ada di cockpit voice juga ditemukan di sekita situ maka dengan keyakinan tinggi cockpit voice juga akan segera ditemukan," ujarnya. Dia juga menegaskan, pencarian korban dan badan pesawat terus dilakukan. "Saudara-saudara sekalian, operasi belum selesai karena terus akan kita lakukan evakuasi korban, termasuk seluruh potongan body pesawat juga kita upayakan diangkat," tegasnya. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono bersyukur FDR telah ditemukan. Selanjutnya untuk mengunduh data dari FDR akan memakan waktu sekitar 5 hari. Data tersebut diharapkan dapat mengungkap penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182. "Alhamdulillah kita bisa temukan flight data recorder, doa dari masyarakat agar pembacaan pengunduhan dari FDR yang kami perkirakan akan memakan waktu antara 2 sampai 5 hari. Semoga lancar dan segera dapat mengungkap misteri apa yang menjadi penyebab kecelakaan ini," katanya. Soejanto mengatakan investigasi ini dilakukan tiada lain untuk keselamatan warga. Dia tak ingin kecelakaan yang sama terulang. "Semoga dengan terungkapnya penyebab kecelakaan hal ini menjadi pembelajaran bagi kita semua agar kecelakaan yang sama tidak terjadi di kemudian hari. Itulah tujuan investigasi yang dilakukan oleh KNKT. Tujuannya hanya satu untuk masalah keselamatan," ujar dia. Sebelumnya, Soerjanto mengatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh. Pihaknya pun telah mengumpulkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia). Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah Barat Laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, namun selanjutnya pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat berada pada ketinggian 250 kaki. "Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air," katanya. Data lain yang didapat KNKT dari KRL Rigel adalah sebaran puing-puing (wreckage) memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter. "Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ungkapnya. Dia menambahkan temuan pesawat yang telah dikumpulkan Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan. "Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," katanya. Sementara Kepala Basarnas Bagus Puruhito mengatakan, selain kotak hitam atau black box, ada 24 kantong jenazah korban dan satu kantong berisi puing pesawat yang juga dievakuasi tim SAR. "Sebagai informasi, kami juga baru kembali dari lokasi, tadi kami bawa ke JICT ini ada 24 kantong jenazah dan satu (kantong) berisi partikel dari pesawat," katanya. Meski bagian kotak hitam pesawat telah ditemukan, Bagus menyebut pencarian korban dan material pesawat masih akan terus berlanjut. Terlebih CVR, yang merupakan bagian lain dari kotak hitam penyimpan rekaman isi percakapan pilot dan kopilot juga masih dicari. "Tentu kita masih akan melanjutkan upaya pencarian ini untuk evakuasi korban, demikian juga evakuasi material yang ada, yang masih ada di dalam lokasi tersebut, demikian juga pencarian terhadap CVR," ujarnya. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk mempercepat pencarian black box Sriwijaya Air. "Dari laporan itu, Bapak Presiden memerintahkan kepada saya untuk mengkoordinasikan dengan cepat proses pencarian dari tubuh korban dan juga mempercepat proses dari pencarian black box," tegasnya. Jokowi juga meminta agar Menhub mengkoordinasikan layanan serta menjamin hak-hak keluarga korban jatuhnya Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu. "Yang kedua, presiden meminta saya untuk mengoordinasikan proses layanan kepada keluarga korban dengan sebaik-baiknya, dan juga memberikan pendampingan diperolehnya hak-hak dari pada keluarga korban sehingga segala sesuatu yang merupakan hak diselesaikan dengan baik dan cepat," ungkapnya.(gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: