Keluarga Korban Berharap Mukjizat
JAKARTA - Keluarga korban musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berharap mukjizat atau keajaiban. Pesawat dinyatakan hilang kontak pada Sabtu (9/1) di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Serpihan pesawat dan potongan tubuh manusia yang diduga berasal dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan Tim Basarnas. Namun, keluarga tetap berharap kabar baik datang dari penumpang dan awak pesawat. Muhammad Akbar, keponakan Kapten Afwan, pilot Sriwijaya Air PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak berharap mukjizat dan kabar baik untuk omnya. https://radarbanyumas.co.id/temuan-bagian-pesawat-dan-korban-kecelakaan-pesawat-sriwijaya-air-dalam-foto/ https://radarbanyumas.co.id/posisi-black-box-sriwijaya-air-sj182-diketahui-tim-dvi-mulai-identifikasi-potongan-tubuh/ “Kami dari pihak keluarga masih berharap semoga ada mukjizat dan kabar baik kepada kerabat kami. Ia orang baik, tak hanya buat keluarga tetapi juga lingkungan sekitar,” ujarnya, Minggu (10/1). Dikatakannya, Kapten Afwan adalah sosok yang alim. Kapten Afwan juga sosok dermawan. “Belakangan, jika kami berkumpul bersama maka pria yang akrab saya sapa Da Aan itu selalu memberi tausiyah,” ucapnya. Akbar mengatakan, pihaknya terus mendoakan semoga ada kabar baik dari keberadaan Kapten Afwan. Diceritakannya ada hal yang jarang terjadi sebelum Kapten Afwan terbang. Tak biasanya dia berangkat tergesa-gesa dan mengenakan baju yang tidak diseterika. “Semalam istrinya cerita bahwa ini adalah kali pertama dalam 15 tahun, suaminya pergi tergesa gesa dan tanpa disetrika bajunya,” kenangnya. Bahkan sebelum berangkat, Kapten Afwan mengucapkan permintaan maaf pada istrinya. Pun ketika sampai di bandara, Kapten Afwan juga melakukan video call kepada anaknya. “Ini hal yang tak lazim dilakukan beliau. Biasanya setiap kali 'landing', Kapten Afwan selalu telpon istrinya tapi sampai waktu 'landing' ternyata tidak ada kabarnya hingga sekarang,” terang Akbar. Do'a agar munculnya keajaiban dan berharap Kapten afwan selamat juga datang dari Bupati Bogor Ade Yasin. "Kita berharap beliau sehat, ditemukan dalam kondisi baik. Kita harap ada mukjizat dari Allah," ungkapnya. Ditegaskannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui koordinasi dengan pemerintah pusat siap memfasilitasi kebutuhan keluarga terkait pencarian maupun upaya pemulangan ketika Kapten Afwan sudah ditemukan. "Ya, keluarga tidak minta apa-apa, tapi saya sebagai ibu masyarakat, saya sampaikan kalau ada apa-apa kita siap bantu fasilitasi," katanya. Sementara Nanik Mardiyah, warga Kediri, Jawa Timur juga mengharapkan keajaiban untuk anak, dua cucu, dan pengasuh cucunya yang menjadi penumpang Sriwijaya Air. "Saya masih berharap ada keajaiban dari Allah, mudah-mudahan bisa ketemu anak cucu saya," kata ibu dari Rahmania Ekananda, penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Diungkapkannya, satu anak dan dua cucu serta seorang perawat yang membantu mengasuh cucunya ada dalam daftar penumpang. Dia mengaku tak bisa tidur usai mendengar kabar kecelakaan pesawat yang ditumpangi anaknya Rahmania Ekananda (40), cucunya Fazila Amara (6) dan Fatima Asalim (2,5 tahun), serta pengasuh cucunya, Dinda (16). Diceritakan Nanik, awal bulan lalu dirinya datang ke Jakarta. Dia rindu dengan cucunya dan menginap beberapa hari di rumah anak pertamanya, Rahmania. ??????? Suami Rahmania adalah anggota TNI Angkatan Udara yang bertugas di Lanud Supadio Pontianak. Rahmania dan anak-anaknya lebih banyak tinggal di Jakarta karena masa tugas suaminya di Pontianak hanya dua tahun. Selama di Jakarta, Nanik melihat anaknya selalu tersenyum dan berusaha untuk menyenangkan hatinya. Saat itu, sang anak mengungkapkan akan mengunjungi suaminya di Pontianak bersama dua anak dan pengasuh anaknya. "Dua hari lalu kirim foto swab test, dua anak dan satu pengasuh, jadi empat-empatnya negatif. Besoknya (Sabtu) kirim foto sudah di ruang tunggu bandara di Cengkareng (Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta). Foto anaknya di ruang tunggu," katanya. Nanik sempat menanyakan jadwal keberangkatan pesawat yang ditumpangi anaknya. Setelah menurut jadwal anaknya sampai di Pontianak, dia berusaha menghubungi anaknya namun gagal tersambung. Pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 16.00 WIB, Nanik berhasil menghubungi menantunya, yang menerima panggilan telepon sambil menangis. "Jam 16.00 WIB saya telepon suaminya, karena kan posisi di bandara mau menjemput anak dan istri. Tapi suaminya menerima telepon sambil menangis, saya tanya ada apa, dan dijawab pesawatnya hilang kontak," kata dia. Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki. Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, serta 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.(gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: