Lahan Pertanian 330 Warga Terdampak Air Asin

Lahan Pertanian 330 Warga Terdampak Air Asin

KENA AIR ASIN : Air asin yang masuk ke lahan pertanian warga Dusun Semampir tidak hanya membuat sawah warga gagal panen, namun juga membawa banyak sampah laut. Yudha Iman Primadi/Radarmas CILACAP - Abrasi yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu, membuat lahan 330 petani terdampak air asin. Kepala Desa Wlahar, Purwanto mengatakan, 330 warga tersebut tidak hanya berasal dari Desa Wlahar Kecamatan Adipala. Di dalamnya juga ada warga Desa Gombolharjo Kecamatan Adipala dan Desa Slarang Kecamatan Kesugihan. Ke-330 warga tersebut merupakan orang-orang yang terdata hadir mengikuti negoisasi dengan pihak penambang disaksikan oleh Forum Pimpinan Kecamatan (Forkompincam) akhir Desember 2017. Karena air laut pernah masuk ke pesawahan dan mengakibatkan kerugian. "Mereka yang hadir merupakan orang-orang yang mempunyai sawah di sekitar Bleberan," ujarnya. Dia menjelaskan, pada saat itu dari hasil kesepakatan, yang akan diganti yaitu ongkos bajak tanah, ongkos tanam dan bibit. Ganti rugi diberikan 75 persen. Untuk tempo pembayaran selama satu bulan dari 16 Desember 2017 sampai 16 Januari 2018. "Yang harus diganti Rp 385.875.000," ungkapnya. Namun menurutnya, penuntasan ganti rugi tersebut sampai saat ini belum jelas. Demo ratusan orang menuntut penutupan penambangan, juga hasilnya nihil. Sekarang warganya tidak bergerak tetapi jika ada penambangan kembali warga pasti bergerak. "Kalau tutup itu lebih baik daripada diganti rugi. Itu prinsip para petani," pungkas Purwanto. Kepala Desa Bunton, Sudin, menolak n berbicara panjang lebar soal penambangan di wilayahnya. Selain sebagai Kades baru, dalam persoalan penambangan pasir di Dusun Bleberan ada dua kubu. Satu kubu meminta penambangan tetap dibuka, sementara kubu lainnya bersikeras tambang ditutup. "Dalam mediasi, Jumat (8/3), nyatanya pihak yang pro hadir. Pihak kontra tidak hadir," ungkap dia. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: