Fenomena Supermoon, Waspadai Pasang Maksimum Air Laut
PASANG : Perairan laut Cilacap berpotensi mengalami pasang maksimum air laut saat fenomena supermoon yang diperkiranan terjadi Sabtu (19/1) hingga Selasa (22/1). NASRULLOH/RADARMAS CILACAP-Fenomena Supermoon, sebuah posisi perigee atau jarak terdekat bulan terhadap bumi, diperkiraan akan terjadi antara Sabtu (19/1) hingga Selasa (22/1). Supermoon yang kemungkinan disertai bulan purnama tersebut, berpotensi menyebabkan terjadi pasang maksimum air laut di sebagian wilayah Indonesia, khususnya sepanjang pesisir pantai Cilacap. Ketinggian pasang maksimum air laut diperkiraan terjadi antara pukul 20.00 hingga 22.00 mulai Sabtu (19/1) hingga Rabu (23/1). "Sedangkan posisi pasang maksimum diprakirakan antara Senin (21/1) hingga Rabu (23/1), yakni pada posisi saat bulan purnama penuh. Kondisi itu mempengaruhi pasang maksimum air laut," ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendi Krisnawan, Jumat (18/1). Dia mengungkapkan, kondisi gelombang laut saat ini juga sedang tinggi, yang disebabkan angin yang cukup kencang di wilayah perairan dan Samudera Hindia. Peningkatan tinggi gelombang di wilayah-wilayah, di antaranya terjadi di perairan selatan Cilacap yang gelombang tinggi berpotensi mencapai 2,5 meter hingga 4 meter. "Dengan kondisi gelombang tinggi yang didukung oleh pasang maksimum air laut, berpotensi terjadi kondisi ekstrim untuk wilayah perairan selatan Cilacap. Masyarakat kami minta waspadai, karena itu berpotensi adanya genangan atau kenaikan air laut, dari periode normalnya," ungkapnya. Menurut dia, fenomena Supermoon berdampak pada terganggunya transaportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam, dan perikanan laut, serta kegiatan bongkar muat di Pelabuhan. "BMKG meminta masyarakat untuk bisa selalu waspada, dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut," ujarnya. Pasang maksimum air laut ini, juga berpotensi peringatan dini gelombang tinggi. Adanya pola tekanan rendah 1005 hPa di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, 1006 hPa di Laut Arafuru bagian timur dan Samudera Pasifik untuk Papua Nugini. Juga pola sirkulasi Eddy di barat Aceh. Pola angin di utara Indonesia umumnya dari arah barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 hingga 25 knot. Sedangkan di selatan wilayah Indonesia umumnya dari arah barat daya - barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 hingga 30 knot. Sementar aitu, peringatan cuaca ekstrem yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, diperkirakan membawa imbas bagi wilayah pinggiran, termasuk Kecamatan Majenang dan sekitarnya. Cuaca seperti ini membawa ancaman longsor karena hujan kerap terjadi di daerah pegunungan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara mengakui, sudah ada sosialisasi dari Stasiun Meteorologi Cilacap terkait cuaca ekstrim ini dalam beberapa hari ke depan. "Sudah ada peringatan seperti itu dan kita antisipasi. Sangat mungkin terjadi longsor karena hujan justru terjadi di daerah petonggohan (gunung, red)," kata dia melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, Jumat (18/1). Dia mengatakan, dalam beberapa hari terakhir hujan deras dirasakan warga di daerah pegunungan. Sementara di bawah, intensitas hujan lebih ringan. Hujan seperti ini cenderung terjadi pada sore atau malam hari. Demikian juga dengan Kamis sore kemarin. Warga dengan mudah melihat awan pekat menutupi wilayah utara dan pusat kota Majenang. Sementara sisi selatan hingga perbatasan Kecamatan Cipari, terlihat lebih cerah dan hanya tertutup awan putih. "Angin juga bertiup lebih kencang. Kondisi seperti ini menimbulkan hujan di atas dan harus diwaspadai," kata dia. Akibat lain, adalah angin kencang dan banjir. Ini sudah terjadi di wilayah kota dan timur Kabupaten Cilacap. Cuaca ekstrim ini mengakibatkan banjir di wilayah Kecamatan Kroya dan sudah terjadi sejak 2 hari lalu. Sementara angin kencang sempat menumbangkan pohon di beberapa wilayah. "Kroya tergenang banjir. Ada kemungkinan wilayah kita juga kena," tandasnya. (nas/har/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: