Hujan, Produksi Gula Merah Sedikit

Hujan, Produksi Gula Merah Sedikit

MASAK : Salah seorang pembuat gula merah sedang memasak nira untuk diolah menjadi gula merah. RAYKA DIAH/RADARMAS CILACAP-Dampak musim hujan dirasakan oleh petani gula merah di Desa Karangtawang dan Desa Pagubuhan Kecamatan Binangun. Harga komoditas gula yang mereka produksi juga langsung anjlok di pasaran. Harga jual yang sebelumnya sempat menembus Rp 12 ribu per kilogram, turun menjadi Rp 10 ribu per kilogram di tingkat pedagang. Selain harga anjlok, produksi gula merah juga mengalami penurunan produksi. Beberapa petani gula merah mengungkapkan, penurunan produksi sudah terjadi sejak memasuki musim penghujan. "Saya khawatir jika harga gula merah terus anjlok akan mempengaruhi omzet keuntungan yang semakin menipis. Karena musim penghujan diprediksi terus berlanjut," ungkap Turyono (69), petani gula merah di Desa Pagubugan. Apalagi saat musim penghujan, pohon kelapa yang diandalkan sebagai bahan utama pembuatan gula merah, produksinya menurun. Petani kini dihadapkan dengan situasi yang sulit. Termasuk biaya produksi yang mahal. "Kayu untuk memasak nira juga susah dicari dan mahal karena musim hujan. Selain itu hasil nira juga sedikit, berbeda saat tidak musim hujan," keluh Turyono. Petani gula merah lainnya, Sutriyono (57), mengaku hanya mendapatkan dua hingga tiga liter nira saat musim hujan. Berbeda saat musim kemarau, sedikitnya dia bisa menghasilkan lima hingga enam liter nira. "Meskipun produksi gula merah sedikit, kita terus berusaha memenuhi permintaan pasar. Dengan membeli nira dari petani lain di sekitar tempat tinggal. Biasanya produksi gula merah di Binangun selalu dicari pelanggan karena sudah terkenal memiliki kualitas bagus. Jadi kita tidak ingin mengecewakan pelanggan," ungkapnya. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: