Tingkatkan Literasi Iklim, BMKG Adakan Sekolah Lapang Iklim

Tingkatkan Literasi Iklim, BMKG Adakan Sekolah Lapang Iklim

SEKOLAH IKLIM : Puluhan petani dan PPL mengikuti Sekolah Lapang Iklim yang diadakan BMKG, di Atrium Hotel Rabu (26/9) hingga Jumat (28/9). NASRULLOH/RADARMAS CILACAP-Untuk meningkatkan literasi iklim dan desiminasi informasi iklim untuk pertanian, BMKG Stasiun Klimatologi Semarang mengadakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) untuk petani dan PPL Kabupaten Cilacap, di Atrimum Hotel, mulai Rabu (26/9) hingga Jumat (28/9). Kepala Pusat Informasi Iklim Terapan Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG, Guswanto mengatakan, SLI tersebut sesuai intruksi Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2011, tentang pengamanan produksi beras nasional dalam menghadapi iklim ekstrim. "SLI juga sejalan dengan program Nawacita Pemerintah, yakni program Nawacita ke tujuh dalam mewujudkan kemandirian ekonomi," ujarnya, Kamis (27/9). Dia menjelaskan, SLI merupakan suatu kegiatan interaktif menggunakan metode belajar sambil praktik (learning by doing). Dengan kegiatan SLI, BMKG berkeinginan untuk mensosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia. Kegiatan SLI juga merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai end-user berinteraksi melalui penyuluh petani lapangan. Pelaksanaan SLI terdiri atas 3 tahap yakni SLI tahap 1 (SLI-1) yang diperuntukan untuk pemangku kebijakan daerah terkait pertanian, SLI tahap 2 untuk Penyuluh Pertanian (PPL/POPT), dan SLI tahap 3 untuk kelompok Tani dan Petani dengan melaksanakan budidaya pertanian selama 1 musim tanam. "Pelaksanaan SLI di Cilacap merupakan SLI tahap 2," ungkapnya. SLI tahap 2 bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan petugas penyuluh dan petani dalam memanfaatkan informasi iklim di wilayah kerja, guna mengantisipasi dampak fenomena iklim ekstrim. "Memasyarakatkan SLI kepada kelompok tani, supaya ketranoilan dan pengetahuan petugas, maupun petani mengenal cuaca atau iklim dapat ditingkatkan. Serta bisa beradaptasi terhadap usaha pertanian, apabila terjadi iklim ekstrim seperti banjir dan kekeringan," pungkasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: