Banjir Kalijeruk Siklus Lima Tahunan

Banjir Kalijeruk Siklus Lima Tahunan

KAWUNGANTEN - Banjir yang melanda Desa Kalijeruk Kecamatan Kawunganten pertengahan dan akhir pekan kemarin, diperkirakan akan terulang kembali 5 tahun mendatang. Ini karena banjir tersebut merupakan siklus 5 tahunan. Banjir sebelumnya terjadi pada 2012 lalu dengan daerah genangan jauh lebih besar dari yang terjadi kemarin. "Ini banjir lima tahunan," ujar Kepala Desa Kalijeruk, Eko Harso Ardiyanto. Dia mengaku masih lekat dalam ingatannya saat banjir sebelumnya melanda desa itu pada 2012. Hal tersebut karena dirinya baru menjabat sebagai kepala desa dan terulang kembali pada 2017 ini. Penyebab banjir juga praktis sama yakni tersumbatnya saluran air dari sungai Sasak karena bertemu dengan irigasi primer. Akibatnya, air sungai meluap dan menggenangi pemukiman warga setempat. SUMBER SUMBATAN : Aliran sungai Sasak melintasi bawah irigasi dan selalu jadi penyebab banjir lima tahunan do Kalijeruk.HARYADI/RADARMAS "Saya masih ingat karena tahun 2012 baru menjabat menjadi kades," kata dia. Berdasarkan data yang ada, banjir 2012 lalu tidak hanya menggenangi Desa Kalijeruk saja. Sejumlah desa lain seperti Kawunganten Lor, Kawunganten yang berada di wilayah perkotaan. Selain menggenangi rumah, SMP N 2 dan Puskesmas Kawunganten juga sempat terendam. Dia sendiri mengaku tidak terlalu kaget saat banjir kembali melanda desa tersebut. Demikian juga dengan warga setempat. "Karena sudah siklus. Jadi begitu kita laporan, semua pihak sudah paham," katanya. Hal senada juga dikatakan oleh Eko Supriyanto. Relawan tangguh bencana asal Desa Kawunganten ini mengatakan banjir kemarin tergolong lebih kecil dibandingkan 2012 lalu. Namun demikian dampaknya tetap sama besar karena sampai menggenangi Desa Bojong pada akhir pekan lalu. "Bojong yang biasanya tidak banjir, sekarang ikut tergenang," kata dia. Dia mengatakan, perbaikan aliran sugai Sasak harus mendapatkan perhatian semua pihak. Jika tidak, maka banjir disana akan sulit teratasi dan selalu terulang tiap musim penghujan. Ini karena aliran sungai justru berada di bawah irigasi. Bangunan ini saat hujan deras berubah menjadi bendung yang menahan laju air sungai. "Sungai harus dialirkan diatas irigasi. Kalau masih dibiarkan, irigasi selalu membendung air sungai dan dipastikan meluap saat hujan deras," katanya. (har/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: