Pengungsi Banjir Majenang Butuh Susu dan Selimut
Mulai Terserang Penyakit MAJENANG-Pengungsi yang masih bertahan di kantor dan pendopo Desa Mulyasari, Kecamatan Majenang, mulai terserang berbagai penyakit. Rata-rata mengeluhkan gatal-gatal, Inveksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan sakit mata. "Ada tiga penyakit yang jadi prioritas perhatian kita. Pertama gatal-gatal, ISPA dan mata," ujar Kepala Puskesmas Majenang 1, Sri Wahyuni, Kamis (1/12) kemarin. Dia mengatakan, munculnya penyakit ini karena warga bermalam di tempat terbuka hingga mudah terserang ISPA. Selain itu, kondisi berangin dan berdebu menyebabkan pengungsi mengeluhkan sakit pada mata. "Kalau gatal-gatal pasti karena selalu berhubungan dengan air banjir yang kotor," katanya. Mengatasi hal ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Cilacap dan meminta tambahan stok obat-obatan. Kemarin, DKK langsung mengirimkan tambahan obat-obatan berupa salep, tetes mata dan sejumlah obat lainnya. Selain mengantisipasi munculnya penyakit khas banjir, petugas juga terus memantau kondisi seluruh pengungsi. Ini mengingat adanya kelompok rentan seperti ibu hamil dan balit. Pihaknya mencatat ada 2 ibu hamil, 5 balita dan 47 warga lanjut usia (lansia). "Semua ini dalam pemantauan petugas selama dua puluh empat jam penuh," katanya. Kepala Desa Mulyasari, Tohari mengatakan, saat ini pengungsi masih membutuhkan bantuan tambahan. Yang mendesak adalah susu untuk balita dan selimut. Sementara bantuan bahan makanan dan obat-obatan terus mengalir dari berbagai pihak. "Yang paling dibutuhkan adalah susu bayi dan selimut karena sebagian warga tidur di pendopo. Kalau malam terasa dingin," ujarnya. Dia memastikan kebutuhan bahan makanan bagi pengungsi masih aman untuk beberapa hari kedepan. Selain itu, pos pengungsian ini sudah dilengkapi dengan dapur umum hingga memudahkan pengungsi untuk mendapatkan makanan siap santap. "Disini ada dapur umum, pusat pengobatan dan dipantau petugas medis. Kita juga dibantu berbagai pihak, termasuk warga dan relawan," ujarnya. Sementara itu, ketinggian air di Dusun Rejasari Desa Mulyasari dikabarkan terus naik. Genangan air di rumah-rumah warga antara 20 cm hingga 50 sentimeter. Karenanya, seluruh warga Dusun Rejasari memutuskan tetap bertahan di lokasi pengungsian. "Kalau siang, bapak-bapak pada pulang untuk lihat rumah atau bekerja. Tapi malam kembali ke pengungsian," tandas Tohari. (har/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: