Investigator KNKT Amankan ELT Pesawat
CILACAP - Sehari pasca insiden jatuhnya pesawat latih Perkasa Flight School di area persawahan Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi Cilacap, Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung menuju lokasi kejadian. Namun demikian, KNKT belum dapat menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat latih jenis Viper Warrior tersebut. Tim Investigator KNKT, Kapten Khaerudin menjelaskan, agenda pemeriksaan hanya sebatas pengumpulan data, dan foto pendukung investigasi. Selain itu, KNKT juga mengamankan perangkat Emergency Locater Transmitter (ELT) dari pesawat latih dengan registrasi PK – PBH tersebut. "Perangkat ini berfungsi sebagai Global Positioning System, untuk menunjukkan lokasi jatuhnya pesawat. Adapun seluruh kegiatan pemeriksaan telah selesai, dan akan menghubungi pihak terkait untuk mengevakuasi bangkai pesawat dari area persawahan," kata Khaerudin Kamis (20/10). Selain melihat dari dekat kondisi bangkai pesawat KNKT juga akan mencari informasi kepada Victor Chochan dan Rahin Candra Sura. Sementara itu belum ada konfirmasi resmi terkait dengan penyebab jatuhnya pesawat. Dijelaskannya, sesuai amanat Undang Undang, KNKT baru dapat memberikan laporan faktual mengenai kronologis kecelakaan pesawat, satu bulan setelah tinjauan. Sedangkan laporan selengkapnya, Undang-Undang memberikan toleransi waktu bagi KNKT selama 12 bulan. Seperti diberitakan pesawat naas tersebut awalnya hendak melakukan emergency landing di Bandara Tunggul Wulung Cilacap karena mengalami kendala pada sektor mesin sesaat setelah lepas landas. Namun, awak pesawat kehilangan kontak dengan petugas Air Traffic Control sebelum akhirnya jatuh di area persawahan. Pesawat jatuh dengan posisi terbalik, dan mengalami kerusakan cukup parah pada bagian kokpit. Dua awak pesawat yakni Instruktur Pilot Capt Victor Cachon (52) warga negara berkebangsaan Spanyol, serta siswa penerbang bernama Rahin Chandra Sura (18), berhasil diselamatkan, dan hanya mengalami luka ringan. District Manager Perkasa Flight School Cilacap, Muhammad Randy mengatakan, saat jatuh kondisi cuaca juga dalam kondisi yang cerah. Semua pesawat latih milik Perkasa Flying School dikatakan dia dalam kondisi laik terbang sesuai dengan pemeriksaan teknis. Sehingga soal penyebab jatuhnya pesawat latih milik sekolahnya mash berada ditangan KNKT. “Kami hanya menunggu hasil penyelidikan dari KNKT. Sebab kami memang tidak berwenang bahkan menduga-duga,”tandas dia. Saat di tanya umur pesawat latihnya, dia hanya menjelaskan jika pesawat latihnya ada yang sudah lama namun mesinnya baru. Sehingga tidak ada masalah soal pesawat. Bahkan meski ada yang jatuh jadwal latihan terbang tetap berjalan. “Tidak ada penghentian latihan bagi siswa. Jadwal berjalan seperti biasa. Soal solidaritas para siswa sudah menunjukannya. Dan Alhamdulillah tidak terjadi korban serius, Kalau pesawat kemungkinan rusak berat,”bebernya. Dia memastikan jika kerusakan lahan milik petani menjadi tanggungjawab sekolahnya. Yang penting siswa dan instrukturnya selamat. Di lain pihak, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Cilacap mengecam keras tindak kekerasan yang menimpa Wartawan Kontributor TV One, Ian Sutriana saat meliput insiden pesawat jatuh tersebut. Meski tidak mengalami cidera fisik karena sempat menghindar, perangkat handycam miliknya mengalami kerusakan akibat pukulan tersebut. Ketua PWI Cilacap, Mohamad Sobirin, menyesalkan dan mengecam hal tersebut karena menjadi preseden buruk bagi kemerdekaan pers. "Sebab aktivitas wartawan dalam kegiatan jurnalistik dilindungi Undang - Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers," katanya. Sementara itu Kepala Desa Tritih Lor Sujud mengaku begitu mendapat laporan ada pesawat jatuh langsung ke lokasi. Dia merasa tenang sebab tidak ada korban da pesawat jatuh di sawah yang lembek. Sebab jika sampi seratus meter maka ada jalan raya dan perbukitan. “Mungkin ini bagian dari pendaratan darurat untk menghindari jatuhnya korban jiwa. Sebab kalau sampai jatuh di jalan atau ke jalan raya atu perbukitan pasti lain ceritanya,”kata dia.(yan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: