Banjir Sidareja Mulai Surut, Jumlah Pengungsi Malah Bertambah

Banjir Sidareja Mulai Surut, Jumlah Pengungsi Malah Bertambah

BPBD Ajukan Bantuan ke Provinsi SIDAREJA-Banjir di Kecamatan Sidareja sudah berlangsung seminggu ini. Jumat (23/9) kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap memastikan jumlah pengungsi bertambah. Jika semula ada 61 Kepala Keluarga (KK) yang harus meniggalkan rumah mereka, kemarin menjadi 66 KK dan 228 jiwa. "Jumlah pengungsi bertambah menjadi enam puluh enam kepala keluarga," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Kumara, kemarin. Dia mengatakan, seluruh pengungsi tersebar di empat lokasi pengungsian yakni pendopo Kecamatan dan mushola dan aula Koramil Sidareja. Sisanya bertahan di balai Desa Sidareja dan balai RT 01 Rw 05 Desa Sidamulya. "Mereka kini ditempatkan di empat lokasi pengungsian," ujarnya. Tri memastikan, ketinggian air di sejumlah titik mulai berkurang. Namun demikian, warga Desa Sidareja, Sidamulya dan Gunungreja belum berani kembali ke rumah masing-masing. Pasalnya, rumah masih tergenang air. Ditambah lagi dengan hujan masih kerap mengguyur wilayah tersebut pada siang kemarin. "Air sudah mulai surut sekitar dua puluh senti," ujarnya. Mengatasi bertambahnya pengungsi ini, BPBD Kabupaten Cilacap meminta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bantuan yang diajukan tersebut berupa bahan makanan yang akan didistribusikan ke seluruh lokasi pengungsian. Bantuan ini sampai kemarin masih ditunggu dan diharapkan bisa sampai ke Sidareja secepatnya. "Betul, ini sedang kita tunggu (kedatangan logistik-red)," katanya. Dari pantauan Radarmas kemarin, wilayah Kabupaten Cilacap diguyur hujan deras sejak siang hingga sore. Hujan ini juga terjadi di daerah sepanjang aliran sungai Citanduy dan Cibeureum yang menjadi penyebab banjir di Kecamatan Sidareja. Sebut saja Desa Tarisi dan Cilongkrang di Kecamatan Wanareja. Hingga diperkirakan banjir di Sidareja akan berlangsung lama. Banjir baru akan surut saat debit air sungai Cibeureum turun hingga air dari pemukiman bisa keluar. Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah melalui akun tweeter miliknya, @sarwapramana mengatakan, musim penghujan datang lebih awal. Jika biasanya hujan mulai turun pada Oktober, September ini sudah masuk awal musim penghujan. Semua pihak diminta untuk mewaspadai hujan dengan instensitas tinggi disertai angin kencang dan petir. Sementara puncak musim penghujan akan jatuh pada Januari hingga Februari tahun depan. "Puncak hujan lebat dengan intensitas curah hujan lebih dari dua puluh milimeter perjam," katanya. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: