Evakuasi Warga Sidareja Kembali Dilakukan, Sebagian Warga Dua Desa Diungsikan
Stok Obat Dijamin Aman SIDAREJA-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, kembali melakukan evakuasi terhadap warga Desa Gunungreja dan Sidareja Rabu (21/9) kemarin. Langkah ini diambil setelah genangan makin meninggi dikedua lokasi tersebut setelah hujan terus mengguyur sejak Selasa (20/9) malam hingga siang kemarin. Hujan ini mengakibatkan ketinggain air terus bertambah. Informasi terakhir menyebutkan, ketinggian air kini sekitar 1,30 m di atas jalan desa. Sementara di dalam rumah antara 20 cm hingga 30 cm. Sementara pada pagi kemarin dilaporkan ketinggian air antara 60 cm hingga 1 meter. "Tadi teman-teman dan relawan sudah mengevakuasi warga (Desa) Gunungreja dan Sidareja," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Kumara, kemarin. Warga yang dievakuasi kemudian dibawa ke dua titik pengungsian berbeda. Bagi warga Gunungreja, ditempatkan di pendopo Kecamatan Sidareja. Sementara warga Desa Sidareja dibawa ke mushola dan aula Koramil setempat karena menjadi titik pengungsian terdekat. "Warga langsung dibawa ke tempat pengungsian," katanya. Dihubungi melalui telepon genggamnya, petugas saat ini tetap berada di lokasi kejadian sambil memantau perkembangan terakhir. Sejumlah petugas berada di posko yang didirikan di Kantor UPT BPBD Sidareja. Keberadaan petugas ditambah dengan perahu karet, dayung dan pelampung yang digunakan untuk proses evakuasi. "Teman-teman masih stand by di posko," ujarnya. Informasi yang dihimpun, hingga Selasa (20/9) malam sesuai rilis dari pemerintha kabupaten Cilacap mengakibatkan 170 keluarga harus kembali ke pengungsian. Mereka yang bertahan di empat titik lokasi, yakni Aula Koramil Sidareja sebanyak 25 KK, terdiri dari 92 jiwa. Kemudian Balai Desa Sidareja sebanyak 9 KK yang terdiri dari 38 jiwa, Pendopo Kecamatan Sidareja sebanyak 8 KK 31 jiwa, dan Balai RT 01 RW 05 Desa Sidamulya Sidareja, sebanyak 2 KK yang terdiri dari 9 jiwa. Dari informasi yang diterima Radarmas, evakuasi melibatkan sejumlah relawan lokal Sidareja seperti dari Muhammadiyah Dissaster Management Centre (MDMC) dan beberapa kelompok relawan lainnya. Tri menambahkan, hujan pada Selasa dini hari kemarin mengakibatkan satu rumah ambruk. Rumah milik Narto (53), warga Dusun Babakan Desa Bantar RT 02 RW 04 ini ambruk. Sebagian sisi rumah nampak miring karena tidak kuat menahan herasnya air hujan. Petugas memperkirakan, korban mengalami kerugian Rp 10 juta. "Ya, ada satu rumah yang ambruk karena terkena hujan deras," tandasnya. Sementara, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Cilacap menjamin biaya pengobatan bagi pengungsi yang harus dirawat inap. Langkah ini ditempuh karena faktor bencana banjir. Bagi korban banjir yang sudah memiliki BPJS, akan mempermudah pengurusan baiaya perawatan dan pengobatan. "Biaya akan digratiskan kalau ada pengungsi yang harus dirawat inap, " ujar Kepala DKK Cilacap, dr Marwoto, Rabu (20/9) kemarin. Namun sampai kemarin, petugas medis di Puskesmas Sidareja belum melaporkan adanya pengungsi yang harus dilarikan kesana. Mereka masih bisa ditangani petugas di tempat pengungsian yang ada. Petugas tiap hari melalukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan bantuan pengobatan bagi yang membutuhkan. "Sampai saat ini masih bisa ditangani teman-teman di puskesmas," katanya. Selain melakukan pemantauan terhadap kondisi pengungsi, petugas medis juga menyisir daerah yang terendam banjir. Sasarannya adalah melihat kondisi warga yang masih bertahan di rumah masing-masing. Petugas juga kondisi sanitasi dan sumur warga. Langkah ini ditempuh untuk mengetahui jika ada penyebaran penyakit khas bencana. Sebut saja diare, gatal-gatal dan lainnya. "Ini yang kita antisipasi," katanya. DKK Cilacap memastikan stok obat-obatan masih sangat cukup. Ketersediaan ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pengungsi yang bisa saja terserang berbagai penyakit. Mulai dari demam, panas tinggi, ISPA hingga diare. "Stok obat aman. Kalau puskesmas kekurangan, tinggal minta ke DKK. Kalau DKK kurang, ya kita minta ke provinsi," terangnya. Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara mengatakan, langkah yang ditempuh DKK Cilacap sebagai bagian dari kerja sama kedua belah pihak. Hal ini untuk memastikan kondisi kesehatan pengungsi dan warga yang terdampak banjir di Kecamatan Sidareja. "DKK punya kebijakan dan ini bagian kerja sama antar dinas," katanya. Dari Kroya dilaporkan, hujan deras yang terus mengguyur membuat genangan air di Desa Mujur Kecamatan Kroya terus bertambah. Bahkan akibat genangan itu membuat jalan Mujur – Dukuh terputus karena jalan terendam air hampir satu meter. “Praktis jalan tersebut tidak bisa dilewati karena airnya cukup dalam di atas jalan peghubung antar dusun tersebut,”kata Mustofa (35) warga Mujur. Menurut dia setip banjir jalan tersebut memang selalu terputus oleh air. Beruntung sudah ada jalan alternatif. Sehingga jalan itu hanya untuk lalulintas warga antar dusun saja. sebab untuk keluar desa warga di Dusun Dukuh melintas lewat utara. “Katanya dulu waktu belum ada jalan alternatif jika banjir maka warga terisolasi. Namun sekarang sudah tidak,”bebernya. Sementara itu Kepala Desa Mujur H Sugeng Hadi Hudoyo kepada Radarmas, Rabu (21/9) menjelaskan jika daerah yang rawan terandam banjir di Desanya ada dua dusun. Yakni Dusun Dukuh dan Dusun Bander. “Seperti banjir kemarin dan hari ini, air memang baru merendam jalanan. Meski begitu sudah cukup menyulitkan bagi aktivitas warga,”kata dia. Jika hujan terus turun dia pun khawatir air akan masuk ke rumah warga seperti dua tahun sebelumnya. Karena itu dia berharap agar warga waspada terhadap musim hujan yang seperti sudah datang kembali sebelum musim kemarau datang. “Kami perkirakan hujan akan turun dalam intensitas yang tinggi. Karena itu kewaspadaan terhadap bahay banjir perlu lakukan,”kata dia. (har/yan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: