70 Desa Dari 15 Kecamatan di Purbalingga Rawan Bencana Tanah Longsor

PASANG BRONJONG : Pemasangan bronjong di Kecamatan Karangreja, untuk mengantisipasi bencana tanah longsor. ISTIMEWA PURBALINGGA - Masyarakat diminta mewaspadai bencana tanah longsor. Sebab, beberapa hari terakhir sejumlah wilayah di Kabupaten Purbalingga mulai turun hujan. Meski intensitasnya belum tinggi. Hal itu, diungkapkan oleh Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga Muksoni, Kamis (3/9). "Hujan turun di sejumlah wilayah dengan intesitas yang rendah. Tapi masyarakat di daerah rawan bencana tanah longosr kami minta waspada," ungkapnya kepada Radarmas. https://radarbanyumas.co.id/dalam-satu-hari-sejumlah-desa-di-kecamatan-rembang-purbalingga-alami-longsor/ https://radarbanyumas.co.id/aktivitas-17-desakelurahan-dibatasi-terdapat-kasus-positif-covid-dilarang-hajatan-perlombaan-dan-kegiatan-lainnya/ Dia menjelaskan, di Kabupaten Purbalingga ada 70 desa di 15 kecamatan yang rawan bencana tanah longsor. Total ada 500 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 1.855 jiwa yang terancam bencana tanah longsor, di sejumlah daerah tersebut. Dijelaskan olehnya, dari 18 kecamatan di Kabupaten Purbalingga, hanya ada tiga kecamatan yang tak memiliki desa atau kelurahan yang rawan bencana tanah longsor. Yakni, Kecamatan Kemangkon, Kecamatan Kutasari dan Kecamatan Padamara. "Bencana tanah longsor paling sering terjadi di wilayah bagian utara Kabupaten Purbalingga," imbuhnya. Sementara itu, turunnya hujan intensitas rendah di sejumlah wilayah menjadikan sejumlah desa yang langganan kekeringan, belum mengajukan bantuan air bersih. Data yang ada baru tiga desa yang mengajukan bantuan air bersih. Yakni, Desa Karanganyar dan Kaliori di Kecamatan Karanganyar, serta Desa Kedungbenda di Kecamatan Kemangkon. "Seluruh desa tersebut sudah kami distribusikan air bersih yang dibutuhkan warga. Hari ini (Kamis, red), kami melakukan distribusi air bersih di Desa Kedungbenda (Kecamatan Kemangkon)," ujarnya. (tya)

Sumber: