Sedekah Bumi di RW 4 Desa Karangjambe, Kecamatan Padamara Digalang dari Uang Jimpitan Warga

Sedekah Bumi di RW 4 Desa Karangjambe, Kecamatan Padamara Digalang dari Uang Jimpitan Warga

Ruwat maupun sedekah bumi di beberapa wilayah di Kabupaten Purbalingga sudah lama tak terdengar gaungnya. Seperti di RW 4 Desa Karangjambe, Kecamatan Padamara yang kembali bangkit sejak puluhan tahun vakum tak digelar. Bagaimana acara tradisional dan kemeriahan itu bisa kembali terwujud tahun ini? meriah-warga-mengarak-gunungan-sedekah-bumi-di-desa-karangjambe-kecamatan-padamara-kamis-610-amarullah-nurcahyoradarmas AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Sekitar pukul 14.15, ruas jalan desa di Karangjambe mendadak ramai. Ratusan warga berkumpul, khususnya di wilayah RW 4 yang terdiri dari 5 RT. Mereka membawa beberapa pernak- pernik untuk sedekah bumi dan mengarak lima gunungan berisi hasil bumi. Arak-arakan semakin meriah dengan berbagai bunyi-bunyian dan kostum warna warni. Para pemuda dan orang dewasa mengangkat gunungan mengelilingi wilayah desa. Ketua Panitia Acara Sedekah Bumi sekaligus Ketua RW 4 Karangjambe, Winarso mengatakan, acara tradisional ini sudah lama vakum. Namun inisiatif warga dan beberapa tokoh masyarakat menginginkan kembali acara ruwatan digelar. Sumber dana sedekah bumi murni darii jimpitan warga. Per malam tiap rumah Rp 500, sejak 10 bulan terakhir. “Kami sangat bangga atas kesadaran masyarakat nguri-uri warisan leluhur. Karena bukan untuk neko-neko, namun rasa syukur atas semua nikmat-Nya. Baik dari hasil bumi, kesehatan dan semua yang mendukung kehidupan warga kami,” ungkap PNS di jajaran Dinperindagkop. Selain untuk akomodasi, dana juga untuk mementaskan wayang kulit serta lengger. Wayang kulit diadakan siang hari usai gunungan hasil bumi diarak. Setelah itu warga bersama-sama menikmati dan mengambil hasil bumi yang ada di gunungan itu. Sudarso, salah satu tokoh masyarakat mengatakan, sudah rindu dengan kegiatan sedekah bumi. Karena wujud rasa syukur bisa dilakukan dengan cara seperti ini. Baik syukur sehat, panjang umur dan desa khususnya wilayah RW 4 masih diberikan semua nikmat itu. “Kami atas nama warga sangat menginginkan acara ini bisa terus lestari. Sehingga tidak hilang ditelan zaman. Serta anak cucu masih bisa menikmati kegiatan tradisional yang sarat pelajaran,” tuturnya. (*/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: