Meriahkan HUT RI Ke 71, Puluhan Polwan Cantik Suguhkan Tarian Maumere dan Tarian Lalu Lintas di Alun-Alun Purb

Meriahkan HUT RI Ke 71, Puluhan Polwan Cantik Suguhkan Tarian Maumere dan Tarian Lalu Lintas di Alun-Alun Purb

PURBALINGGA - Upacara bendera memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 71 di Alun-alun Purbalingga, kemarin (17/8), dimeriahkan dengan berbagai macam pertunjukan dari TNI dan Polri. TNI melalui Kodim 0702/Purbalingga memeriahkan upacara dengan aksi atlet muda karate binaan mereka dan beladiri wajib militer TNI AD Yongmoodo yang merupakan seni beladiri asal Korea Selatan. Sedangkan polri melalui Polres Purbalingga memilih menyajikan hiburan tari Maumere dan tari lalu lintas yang diperagakan oleh puluhan Polwan dan Polisi muda Polres Purbalingga. Polwan Warga Purbalingga yang hadir terlihat sangat terhibur. Dalam kesempatan itu, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) ikut berbaur melakukan tari Maumere. Meski terlihat tampil dengan seadanya, penampilan dadakan FKPD menjadi hiburan tersendiri. Selain itu, warga yang hadir juga disuguhi pertunjukan tari tradisional kuda lumping. Pertunjukan tari ebeg digelar usai acara upacara bendera, hingga menjelang penurunan bendera, sore harinya. Membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM mengatakan, memperingati 71 tahun Indonesia Merdeka merupakan suatu eksistensi kamandirian, kemampuan dan kematangan menggunakan kebebasan itu sendiri. Bebas berimajinasi, berekspresi, berkreasi bahkan berinovasi dalam koridor produktif-konstruktif memajukan, memakmurkan dan mengurus Indonesia yang bermartabat dan beradab. Saat ini, menurut gubernur bukan zamannya lagi, berteriak-teriak di luar mempertontonkan kemurungan dan kesulitan bangsa sendiri tanpa solusi. Melemahkan dan menggadaikan harga diri bangsa. Kita mesti ingat bahwa kebebasan yang kita nikmati hari ini bukanlah kebebasan yang tanpa batas. “Kebebasan kita hari ini adalah kebebasan yang harus bisa dipertanggungjawabkan,” katanya. Selain itu, setiap ucapan, pikiran dan tindakan harus masih dalam satu wadah ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bisa dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, Bangsa dan Masyarakat Indonesia. Janganlah kita mudah terhasut, terprovokasi atas tindakan terorisme dan radikalisme, apalagi hingga intoleransi yang mengancam keutuhan bangsa ini. "Narkoba, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hanya ada satu kata, lawan! Korupsi kita cegah sejak dini,” ujarnya. Menurutnya, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, energi dan infrastruktur adalah PR besar bangsa Indonesaia. Untuk itu masyarakat Purbalingga diajak untuk terus bergotong royong mengambil peran partispatif dan kontributif menyelesaikannya. Gotong royong adalah manifestasi keberadaban kita membangun bangsa. Pada kesempatan itu, Tasdi menyerahkan tanda kehormatan dari Presiden Republik Indonesia kepada tiga perwakilan aparatur sipil negara (ASN) atas kesetiaan dan darma baktinya kepada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. Yakni peneriman tanda kehormatan satyalencana karya satya 30 tahun sebanyak 32 orang, 20 tahun sebanyak 12 orang, dan 10 tahun sebanyak 16 orang. Tiga perwakilan tersebut adalah Masamih (Guru SMPN1 Karangreja), Witanto (penyuluh pertanian pelaksna lapangan pada BP2KP Purbalingga) dan Kustinah (kasubag pemerintahan umum pada Bagian Tata pemerintahan Setda Purbalingga). (tya/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: