Hari Kedua Jateng di Rumah Saja, di Kota Purwokerto Cenderung Lebih Ramai, Di Pinggiran Seperti Suasana Kota M
Suasana di kota Purwokerto saat hari Minggu. Hari kedua gerakan Jateng di Rumah Saja tak berbeda dengan hari pertama. Pusat keramaian di wilayah Kecamatan Banyumas sepi. Kapolsek Banyumas AKP Soetrisno SH mengatakan, alun-alun Banyumas yang biasanya masih banyak pengunjung terlihat sepi. "Pada hari pertama masih ada satu pedagang kaki lima yang mangkal di area alun-alun Banyumas. Katanya, hari sebelumnya pada Kamis dan Jumat libur. Kami beri imbauan dan hari ini (kemarin, red) tidak jualan," jelas Kapolsek, Minggu (7/2). https://radarbanyumas.co.id/hari-pertama-jateng-dirumah-saja-arus-lalu-lintas-di-kota-purwokerto-lengang/ https://radarbanyumas.co.id/35-kendaraan-masuk-banyumas-diminta-putar-balik-danramil-jateng-di-rumah-saja-volume-kendaraan-turun/ Pertokoan dan warung di pusat ekonomi wilayah Kecamatan Banyumas juga tutup. Arus lalu lintas yang lengang. Suasana tampak seperti kota mati. Hanya warga yang melintas untuk membeli keperluan mendesak. Pusat keramaian lainnya yang sepi juga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kecamatan Banyumas. Terdapat dua SPBU. Pada hari normal antrean mengular. "SPBU sepi sekali, tidak ada antrean seperti hari biasanya," imbuh Kapolsek. Mobilitas masyarakat di pusat keramaian yang masih buka yakni bedeng pasar tradisional juga menurun drastis. Hal itu nampak dari jumlah masker yang terdistribusi pada masyarakat. Dua hari sebelumnya, total distribusi masker untuk masyarakat di pasar dan titik lainnya mencapai 900 lembar. Pada hari Minggu, hanya 200 lembar. "Mengapresiasi masyarakat yang telah mensukseskan gerakan Jateng di Rumah Saja untuk," tandas Kapolsek. Tak berbeda dengan wilayah perkotaan Purwokerto. Di hari kedua gerakan yang didadas Gubernur Jateng Ganjar Prabowo ini, terlihat arus lalu lintas masih lengang. Namun jika dibandingkan pada hari pertama, hari kedua cenderung lebih ramai. Meski tak seramai di hari normal. Bahkan tak seramai saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie. Ia mengatakan, hari kedua cukup berbeda. Tidak se-sepi dihari pertama. "Agak ramai hari ini," ujar dia. Namun demikian menurutnya, masyarakat sudah menjalankan gerakan Jateng Di Rumah Saja. Berdasarkan alat hitung kendaraan, terjadi penurunan arus di perkotaan, mencapai 50-80 persen dibanding hari biasanya. Salah satu warga Purwokerto, Wahyu Pambudi (25) mengatakan, meski dia ingin sekali mengikuti gerakan tersebut, namun kantornya masih mewajibkannya berangkat bekerja. "Ya karena kerjanya harian," ujarnya. Ia mengakui, jika di perkotaan untuk mencari air minum sulit. "Toko modern atau toko biasa tutup semua. Jangankan toko, bahkan tambal ban saja ikut tutup. Tadi (Minggu) saya sempat mau tambah angin ban motor saya," kata dia. Ia cukup tercengang, menurutnya kondisi kemarin seperti lockdown. "Namun ini kesadaran masyarakat. Saya yakin yang keluar ke jalan pun karena benar-benar urusan yang mendesak," ujar dia. Berdasarkan pantauan Radarmas pada Sabtu malam, hanya sedikit tempat makan atau kafe yang buka. Itupun tidak ramai pengunjung Saat Minggu (7/2) pagi di GOR Satria. Yang biasanya banyak pedagang, kemarin hanya sedikit yang buka. Namun pembeli juga tidak banyak. Tak berbeda dengan ojek wisata di di sekitar Baturraden. Lalu lintas lengang, tak terlihat bus ataupun kendaraan menuju naik ke Baturraden. Terminal atas sepi, obwis juga tutup. (Fij/mhd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: