Dari Bandung, Jalur Kereta Cepat akan Lewat Purwokerto ke Surabaya

Dari Bandung, Jalur Kereta Cepat akan Lewat Purwokerto ke Surabaya

FIN TINJAU PROYEK KA : Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Rancaekek, Jawa Barat, Minggu (23/2). JAKARTA - Dalam jangka panjang, jalur kereta cepat Jakarta-Bandung akan diteruskan sampai Surabaya lewat jalur selatan, sehingga bisa mengakomodasi kebutuhan transportasi penduduk di Jawa bagian selatan. Ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau kemajuan pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Rancaekek, Jawa Barat, Minggu (23/2). Berdasarkan informasi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), hingga saat ini progres proyek mencapai 43,45 persen dan tengah dikerjakan pembangunan 13 terowongan. Sementara progres pembebasan lahan mencapai 99,96 persen. Kereta cepat Jakarta-Bandung akan memiliki panjang 142,3 kilometer dengan empat stasiun pemberhentian yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Dari jalur tersebut sebanyak 80 kilometer dibangun secara melayang, sedangkan, sisanya digarap di atas tanah yang di antaranya melalui terowongan yang menembus bukit. ”Pemerintah ingin mengakomodasi alternatif transportasi darat bagi masyarakat di Jawa bagian selatan seperti Garut, Tasikmalaya, Purwokerto, Jogjakarta, hingga Solo,” terang Budi didampingi Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri dan Dirut PT KAI (Persero) Edy Sukmoro. ”Kalau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sukses, maka sesuai rencana awal akan bisa berlanjut sampai Surabaya melalui jalur selatan Pulau Jawa,” katanya kepada pers saat meninjau kemajuan pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Rancaekek, Jawa Barat. Terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Menhub mengatakan, pemerintah tetap peduli adanya alih teknologi dari China ke Indonesia, sehingga Indonesia juga bisa mengoperasikan kereta api cepat berteknologi tinggi itu. ”Tadi sudah dilihat, kalau transfer teknologi sudah dilakukan dan berjalan baik. Itu yang memang Pemerintah Indonesia harapkan,” katanya. Menyangkut adanya ratusan pekerja China yang mengerjakan proyek itu dan saat ini masih berada di China, Menhub mengatakan hal itu tidak menghambat target penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung selesai akhir 2021. ”Tenaga kerja asal Indonesia masih bisa dan banyak yang mampu mengerjakan proyek tersebut. Jadi, tidak ada kendala yang berarti dan saat ini progres sudah mencapai 44 persen,” terangnya. Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menjelaskan dampak wabah virus corona terhadap progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Chandra yang ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Jumat, mengatakan lebih dari 300 pekerjanya yang asal China baik dari semua level mulai dari project manager, site manager, engineer hingga konsultan tidak bisa kembali ke Tanah Air karena tertahan di China. ”Yang pulang ternyata tidak hanya yang level di bawah tapi juga ada yang level manajemennya. Kalau kita mau kencang kan keputusan harus cepat ya. Itu yang kita sangsi, mau sampai berapa lama nih corona. Kita juga tidak bisa datangkan (pekerja dari sana). Jadi kita masih menunggu keputusan pemerintah. Penerbangan dari China juga tutup kan,” katanya. Chandra menuturkan dengan kondisi tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan kontraktor agar memaksimalkan pekerja dari Indonesia. Ia pun mengingatkan kontraktor untuk terus fokus memenuhi target penyelesaian konstruksi, tanpa perlu memikirkan kapan para pekerja asal China kembali. Chandra menambahkan, kekhawatiran terbesar dalam menghadapi mewabahnya virus corona adalah terkait material yang harus diimpor dari China. Material-material yang dibutuhkan itu berhenti produksinya seiring dengan perkembangan penyebaran virus corona di Cina. Material itu di antaranya yang tahan air (waterproof material) hingga water stop yang cukup banyak dibutuhkan untuk proses pembangunan kereta cepat. ”Material kalau kita input dari sana, misal pabriknya belum hidup juga, otomatis kita harus tetap lanjut. Memang sudah ada material yang kebetulan stoknya habis, kalau nggak ada lagi kita cari ke negara lain,” katanya. (dim/fin/ful/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: