Kekeringan, Panen Jagung Tak Maksimal

Kekeringan, Panen Jagung Tak Maksimal

PANEN : Seorang petani saat memanen jagung pipil. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS TAMBAK - Musim kemarau kali ini memukul para petani jagung di Tambak. Selain produksinya anjlok, harga jagung pipilan musim panen ini anjlok. "Sudah ada informasi harga dari tengkulak. Sedang turun seribu, satu kilogram dari Rp 7500 menjadi Rp 6500. Kalau dipasaran harga eceran sampai Rp 8000," terang Saing, warga Desa Kamulyan, Kamis (20/9). Dia menjelaskan, tanaman jagung termasuk terdampak kekeringan. Kondisi tersebut juga diperparah adanya penutupan saluran irigasi. Dalam kondisi normal, untuk luas lahan 125 ubin, produksi jagung dapat lebih dari tiga kuintal. Lantaran pengairan kurang tercukupi, hasil panen sekarang tidak mencapai target tersebut. Kendati harga sering tidak stabil, bertani jagung pipil merupakan komoditas yang tidak pernah surut. Sehingga, di antara beragam jenis palawija, jagung pipil tetap menjadi pilihan petani. Jagung pipil tidak begitu disukai tikus. Untuk perawatan juga lebih mudah ketimbang palawija lainnya. Jagung pipil hanya membutuhkan pengairan yang cukup. "Sekarang yang memelihara burung dara semakin banyak. Pengepul mau menerima berapapun jumlah jagung pipil dari petani," imbuh Saing. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: