Warga Keluhkan Isi Elpiji 3 Kg yang Cepat Habis

Warga Keluhkan Isi Elpiji 3 Kg yang Cepat Habis

Hiswana: Jarum di regulator menunjukan tekanan, bukan isi TAMBAK- Masyarakat Kecamatan Tambak dan Sumpiuh mengeluhkan elpiji 3 kg (gas melon) yang cepat habis. Mereka menduga isi gas melon yang beredar di wilayahnya tidak penuh atau tidak sesuai dengan yang seharusnya. Seperti yang diutarakan Arif Saefudin (19). Pedagang ayam kentaki di komplek Pasar Tambak itu menuturkan jarang sekali membeli gas melon dengan isi penuh. Gas melon kerap kali hanya berisi setengah atau tiga perempat. "Ketika memasang selalu mengecek isi gas di regulator. Lebih sering mendapat tabung yang isinya tidak penuh. Harganya mahal, isinya paling di angka empat," ujar Arif sambil menunjuk regulator. Praktis dia selalu dirugikan dengan isi gas melon yang tidak penuh. Sebab, gas akan habis dalam sehari untuk berdagang. Berbeda saat isi gas melon penuh 3 kg maka dapat digunakan hingga satu setengah hari. Arif menyatakan pernah mengadukan hal tersebut ke penjual gas. Akan tetapi penjual mengaku tidak mengetahui hal itu, karena mereka juga mengaku hanya membeli. "Tidak tahu harus menyampaikan komplain ke mana dan ke siapa supaya ada perubahan. Waktu awal ada gas saja yang isinya selalu penuh. Lama-lama isinya berkurang sampai sekarang," imbuh Arif. Senada diutarakan ibu rumah tangga asal Sumpiuh, Sutiyah mengatakan, mulanya tidak pernah memperhatikan isi gas di regulator setelah mengganti tabung habis. Keanehan tampak dari gas yang lebih cepat habis. Padahal penggunaan untuk masak tidak ada perubahan. "Baru beberapa bulan terakhir selalu melihat regulator setelah pasang tabung. Ternyata isinya setengah lebih tapi tidak sampai tiga perempat tabung. Padahal beli gas di tukang gas keliling sekarang Rp 21 ribu," keluhnya. Sementara itu, dari pihak Polri yang beberapa waktu lalu telah melakukan MoU dengan PT Pertamina mengenai pendistribusian gas melon, mengaku berhak melakukan tindakan terhadap adanya penyalahgunaan dalam penyaluran gas dengan tabung berwarna hijau itu. Kapolsek Sumpiuh AKP Sardjupri SH mengatakan, Polsek Sumpiuh belum menerima laporan mengenai isi gas melon tidak penuh. Selama ini laporan isi gas tidak penuh adalah tabung 12 kg. Dengan adanya informasi tersebut, dia menekankan akan menindaklanjuti. Sebab, gas melon merupakan gas bersubsidi yang diatur peruntukannya bagi masyarakat miskin. "Sementara waktu, untuk konsumen yang membeli gas tidak penuh, kembalikan lagi ke tempat membeli. Gas tidak penuh jelas merugikan konsumen maka konsumen minta tukar gas saja," saran Sardjupri, Kamis (7/6). Pemilik Pangakalan gas melon di Sumpiuh, Ulfah Riyanti mengaku, tidak mengetahui penyebab adanya isi gas melon tidak penuh. Sebab dia hanya menerima pasokan gas dari agen. "Tidak paham kenapa gas 3 kg ada yang isinya tidak penuh. Setiap bongkar gas, selalu diserbu pembeli," kata Ulfah. Dikonfirmasi terpisah, Ketua Hiswana Migas Banyumas, Anas Pribadi menyatakan, cara mengukur penuh atau tidaknya isi tabung gas bukan dengan melihat jarum jam di regulator, melainkan dengan menimbang tabung tesebut. "Kalau jarum di regulator itu menunjukkan tekanan, bukan isi. Banyak faktor, termasuk suhu juga mempengaruhi tekanan. Paling akurat adalah dengan ditimbang, berat dengan isinya itu 8 kg," kata Anas Pribadi. (fij/hkm/why)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: