Delapan Pengamen Terminal Bulupitu Dihukum Mengucapkan Deklarasi Sukseskan Pilkada

Delapan Pengamen Terminal Bulupitu Dihukum Mengucapkan Deklarasi Sukseskan Pilkada

PURWOKERTO - Bekerjasama dengan Polres Banyumas, pihak Terminal Bulupitu menggelar operasi penertiban pengamen dan pedagang asongan di area terminal, kemarin. Sedikitnya delapan orang pengamen berhasil diamankan dan diberi sanksi oleh petugas kepolisian. Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Bulupitu Purwokerto, Hadi Suharto mengatakan, selain pemberian sanksi, delapan orang pengamen tersebut juga dihukum mengucapkan deklarasi untuk mensukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018. DEKLARASI : Delapan pengamen yang digaruk di Terminal Bulupitu, Purwokerto saat mengucapkan deklarasi sukseskan pilkada, kemarin. (ISTIMEWA0 "Dengan dibimbingan petugas, pengamen-pengamen yang terciduk dengan kompak mengucapkan janji untuk mensukseskan Pilkada 2018," kata dia. Hadi menjelaskan, pengamen dan pedagang asongan tersebut dapat dikenai sanksi pidana ringan. "Mereka juga bisa dikenakan denda sejumlah uang," katanya. Penertiban ini, katanya, dilakukan rutin di Terminal Bulupitu yakni sebulan sekali. Selain kegiatan rutin, operasi ini juga dilaksanakan menjelang mudik lebaran, agar menciptakan situasi yang aman dan tertib. Menurutnya, pengamen dan pedagang asongan tersebut menganggu ketertiban dan kenyamanan. Terlebih kebanyakan pengamen meminta uang secara paksa kepada pengguna angkutan umum. Penertiban ini juga termasuk salah satu visi Terminal Bulupitu dalam hal pelayanan, yakni bagaimana membuat pengunjung betah berada di terminal. "Dengan ini diharapkan pengunjung tidak terganggu dan merasa nyaman," katanya. Hadi menambahkan, sebenarnya para pengamen dan pedagang asongan sudah paham bahwa dilarang beroperasi khususnya di terminal. Hal tersebut terlihat setiap kali operasi dilaksanakan, pengamen dan pedagang asongan selalu berlari menjauh dari petugas. Dengan memahami larangan, seharusnya pengamen dan pedagang asongan tidak lagi beroperasi di terminal. "Kalau di luar terminal si di luar jangkauan kami, yang pasti yang di dalam terminal kami tertibkan," tegasnya. Operasi ini disambut baik oleh penggunjung terminal. Salah satunya Dwi Novitasari. Menurutnya, operasi semacam ini lebih diperketat. "Kalau perlu setiap minggu diadakan," katanya. Dia sering merasa khawatir dengan adanya pengamen di terminal. Pengamen-pengamen tersebut sering memaksa ketika meminta uang, atau enggan pergi sebelum menerima bayaran. Hal serupa disampaikan oleh Puji Nurratna, bahkan Puji sempat kehilangan dompet ketika menggunakan angkutan umum. "Takutnya ada pencopet yang berkedok pengamen," katanya. Dia berharap petugas bukan hanya menertibkan di area terminal saja, tetapi juga di lokasi lain, termasuk dalam bus ketika di jalan. (ing/why)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: