Kilang Cilacap Terima Kunjungan CSR Polytama, Sinergi antar Subholding KPI

“Di sini, ada 240 warga rentan yang kembali bisa produktif karena program TJSL. Mayoritas latar belakang masyarakat Kutawaru adalah mantan anak buah kapal dan mantan pekerja migran,” jelas Cecep.

Di Kelurahan Kutawaru, terdapat program Masyarakat Mandiri Kutawaru Berdaulat di Kampung Sendiri (Mamaku Berdikari) yang sudah berjalan sejak 2022 dan terus berinovasi.

BACA JUGA:Dukung Pendidikan dan Sinergi Spiritual, Kilang Cilacap Salurkan Bantuan Operasional untuk Ponpes

BACA JUGA:Kilang Cilacap Sabet 5 Medali di Pertamina Archery Club Series VII 2025

“Mamaku Berdikari ini dibuat agar masyarakat semakin memahami bahwa daerah mereka punya potensi sebagai daerah kelautan yang bisa menghasilkan banyak manfaat”. Imbuh Cecep.

Saat ini program Mamaku Berdikari sudah memiliki 5 Sistem Integrasi Aquakultur Berbasis Energi Terbarukan (Sinar Biru).

Di antaranya pembibitan dan budidaya mangrove, kepiting cangkang lunak, energi terbarukan, alam dan kuliner, serta learning center.

Kunjungan Tim Polytama ini berfokus pada Wisata Kampung Kepiting yang termasuk dalam program Sinar Biru, yakni alam dan kuliner.

BACA JUGA:Ini Kontribusi Kilang Cilacap dalam Integrasi Layanan Primer melalui Kegiatan Posyandu

BACA JUGA:Doa Bersama dan Santunan untuk Anak Yatim dari Kilang Cilacap, Bentuk Ikhtiar dan Kepedulian pada Sesama

Kilang Cilacap melalui Tim CSR memberi support Restorasi Lahan dan Silvofishery untuk mengembangkan Eduwisata Budi Daya Perikanan Kelautan.

Catharina Siena dalam pernyataannya mengapresiasi tinggi program unggulan Mamaku Berdikari.

“Luar biasa dan inspiratif. Semoga dengan kolaborasi ini program TJSL Kilang Cilacap semakin berkembang dan selalu memberi dampak positif untuk keberlanjutan lingkungan dan masyarakat sekitar,” ungkapnya. (*/ads)

Sumber: