Rencana Rusuh Jakarta, Polisi Dalami Peran Seorang Purn TNI AL

Rencana Rusuh Jakarta, Polisi Dalami Peran Seorang Purn TNI AL

FIN/RADARMAS Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo JAKARTA - Polisi masih mendalami peran enam orang yang diamankan di Cipondoh, Tangerang, Banten, Sabtu (28/9) dinihari. Enam orang yang diamankan salah satunya Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Purn TNI Angkatan Laut. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, penanganan kasus ini sedang didalami oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ). "Jadi, perlu kami sampaikan kasus ini masih didalami penyidik PMJ. Perlu juga diingat proses penyelidikan untuk meningkatkan status dari lidik ke sidik itu ada mekanismenya. Dan dalam hal ini PMJ tetap utamakan azas praduga tak bersalah," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/9) kemarin. Menurut Dedi, hasil pendalaman tim penyidik, nanti akan disampaikan langsung oleh Kapolda Metro Jaya secara komprehensif. "Untuk hasil pemeriksaan, kemudian pengujian seluruh alat bukti nanti akan disampaikan Kapolda, termasuk statusnya dari penyelidikan menjadi penyidikan, kemudian status seseorang menjadi tersangka," terang Dedi. Dari sejumlah video yang beredar di media sosial, pengakuan Yudhi Febrian dan Aliudin menyebut bahwa molotov akan digunakan untuk membakar toko-toko di sekitar Glodok, Jakarta Pusat. Adanya kabar kasus ini sengaja dibuat seperti tahun 1998. Namun, Dedi menyebut pihaknya belum bisa memastikan. Sebab semuanya masih didalami, termasuk berapa orang yang sudah dimintai keterangan. "Kami sampai saat ini masih menunggu, dan soal adanya unsur kesengajaan seperti tahun 1998, kita tunggu saja hasilnya secara komprehensif, termasuk pengujian seluruh alat bukti kasus ini, kemudian juga status hukumnya, nanti disampaikan," pungkasnya. Terkait seorang Laksamana Muda Purn Sony Santoso yang turut diamankan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyampaikan tengah ditangani POM AL. Dia menyebut bahwa dalam penyelidikan kasus ini, pihaknya telah bekerja sama dengan POM TNI AL. "Intinya, bahwa untuk yang pensiuanan TNI itu Polda Metro sejak awal dalam penyelidikan sudah bersama dengan POM AL. Jadi, semua kegiatan yang berkaitan dengan pensiunan TNI kita sudah dengan pomal jalannya bersama sama bareng. Dan saat ini yang bersangkutan ada di POM AL," katanya. Selain itu, Argo juga mengatakan peran dosen IPB hanya kedapatan menyimpan bom molotov. "Jadi, hasil pemeriksaan sementara peran yang bersangkutan ini bukan merancang kerusuhan aksi Mujahid 212, tapi dia menyimpan bom molotov 28 untuk mendompleng kegiatan mujahid kemarin, dalam rangka untuk melakukan pembakaran dan provokasi di situ," kata Argo. Argo mengatakan, dosen IPB yang diketahui bernama Abdul Basith ini sudah merencanakan untuk melakukan kerusuhan di tengah-tengah demo mujahid, Sabtu (28/9) lalu. Beruntung, polisi dapat bergerak cepat dengan mengamankannya, sehingga mencegah kerusuhan tersebut. "Iya, jadi memang ada pemufakatan di situ. Tapi intinya, dia bukan berperan merancang demo hanya menyimpan bom molotov. Dan untuk lebih jelasnya, kita juga masih menunggu proses pemeriksaan penyidik terkait kasus ini," ungkapnya. Untuk diketahui, Sabtu (28/9) dinihari, polisi mengamankan enam orang yaitu Abdul Basith, Sugiono atau Laode, Yudhi Febrian, Aliudin, Okto Siswantoro, dan H Sony Santoso. Mereka ditangkap di jalan Maulana Hasanudin, Cipondoh, Tangerang Kota. Dari penangkapan tersebut polisi mengamankan 29 bom molotov yang rencananya akan digunakan untuk membuat kerusuhan pada aksi Mujahid 212. (acd/mhf/zul/gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: