Lindungi Keluarga dari Pajanan Pestisida

Senin 11-01-2016,14:07 WIB

PURBALINGGA-Dewasa ini penggunaan pestisida makin lama semakin tinggi terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Dan tentu saja selalu diiringi dengan bahaya toxisitas dengan tingkat kematian yang cukup tinggi pula.Keracunan akibat pajanan peptisida ini bisa diakibatkan kontak langsung atau tidak langsung melalui media lain yang tercemar pestisida misalnya melalui udara,tanah dan sumber air yang ikut tercemar . Menurut data National cancer institute dan National Toxicologi Program dari 50 pestisida yang di teliti ,24 pestisida bersifat karsinogenik dan sebagian besar digunakan di sektor rumah tangga yang pajanannya sebagian besar dekat dengan anak-anak,dan dapat mencetuskan penyakit keganasan pada anak . Dokter umum RSU Harapan Ibu Purbalingga, dr Sutarno mengatakan, salah satu bentuk keganasan yang banyak terjadi yaitu lebih dari 30 persen dari seluruh bentuk keganasan pada anak adalah leukemia.Dari penelitian usia puncak penderita leukemia pada anak didapatkan pada rentang usia 2 sampai 5 tahun. "Terdapat tiga fase pajananan pestisida pada anak yakni fase pra konsepsi, pajanan pada fase kehamilan dan pajanan pada masa anak-anak," tandas dr Sutarno. Fase pra konsepsi terjadi pada orang tua,baik di tempat ayah bekerja atau ibu yang terpajan insektisida atau herbisida di rumah tangga sebelum konsepsi. Pada fase ini walaupun belum menunjukan gejala, para calon orang tua telah mengandung gen yang telah rusak atau telah terjadi mutasi genetik yang nantinya apabila hamil akan diwariskan kepada anak.Dari penelitian di kanada tahun 2010 mendapatkan perubahan struktur DNA pada calon orang tua yang terpajan pestisida secara kontinu. Pajanan pestisida pada fase kehamilan memiliki hubungan kejadian leukemia pada anak di kemudian hari.Pada anak dengan faktor resiko leukemia,terjadi perubahan DNA tertentu sehingga terjadi ketidak seimbangan antara onkogen dengan gen supresor tumor yang menyebabkan sumsum tulang berubah menjadi leukemia.Pada proses embryogenesis,gen yang berasal dari ayah berperan panting dalam proses pembentukan dan fungsi plasenta,apabila gen tersebut telah terjadi mutasi akan muncul ekspresi gen anak yang menyimpang. "Bila ditambah lagi dengan ibu terpajan pestisida secara kontinu selama kehamilan ,anak menjadi beresiko menderita leukemia di kemudian hari.Pajanan pestisida pada masa kehamilan berpengaruh cukup besar terhadap kejadian leukemia pada anak," terangnya. Dokter Sutarno menambahkan, terdapat dua teori translokasi kromosom pada leukemia anak ,tranlokasi pertama terjadi di dalam kandungan ,yaitu telah ada pemajanan atau bahan kimia lain yang menyebabkan translokasi kromosom,anak yang akan dilahirkan telah mewarisi bakat untuk leukemia di kemudian hari meskipun belum tentu terjadi.Translokasi kedua setelah lahir,dapat terjadi pada usia balita. Penyebabnya selain pajanan zat kimia berbahaya ,system kekebalan tubuh anak dan infeksi virus pada usia anak juga mempunyai pengaruh cukup besar. Dari beberapa penelitian ternyata residu pestisida terdapat hampir di semua lingkungan. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap organisme yang sebetulnya bukan sasaran pestisida.Karena sifatnya yang beracun dan relatif persisten di lingkungan,residu yang ditinggalkan di lingkungan akan menjadi masalah kesehatan lingkungan yang serius di kemudian hari. Paparan pestisida pada anak dapat terjadi akibat residu yang terdapat dilantai ,tempat tidur atau pakaian yang tercemar insektisida semprot atau bakar pada waktu membasmi nyamuk atau serangga di rumah. Tanpa sadar, partikel mikro insektisida yang terkadang bersama partikel mikro pewangi ruangan ini terhirup pernafasan masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli paru akan menjadi residu zat beracun yang dalam jangka panjang jika terus menerus bertahun- tahun akan bersifat karsinogenik dan dapat mencetuskan penyakit keganasan paru selain dari partikel beracun dari asap rokok yang sudah kita ketahui. Bahaya residu pestisida juga bisa dari mainan anak yang tanpa sadar dengan bahan baku plastik yang bahan pencampurnya terdapat kandungan pestisida,naftalen,atau kapur barus sebagai anti ngengat dan anti kecoa di lemari dan kamar mandi. "Efek jangka panjang, residu pestisida pada manusia terus diteliti.Beberapa teori terakhir mengatakan ada hubungan kuat antara pajanan pestisida terutama selama kehamilan dengan kejadian leukemia pada anak," imbuhnya.(*/bdg)

Tags :
Kategori :

Terkait