CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID – Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Cilacap masih tinggi. Tercatat ada 3.944 kasus di Kabupaten Cilacap hingga saat ini. Kondisi tersebut menjadi hal yang serius untuk ditangani karena keberhasilan pengobatan belum sampai 90 persen.
"Jumlah kasus melebihi perkiraan kasus TBC di Kabupaten Cilacap tahun 2023 sejumlah 3.451 kasus. Angka keberhasilan pengobatan TBC juga belum pernah mencapai target 90 persen, tahun 2022 hanya mencapai 83 persen dengan angka putus berobatnya 11 persen," kata Kepala Dinkes Cilacap, dr Pramesti Giriana Dewi.
Pramesti mengatakan, untuk mengatasi hal tersebut pihaknya membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TPT). Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Cilacap tentang pembentukan TPT ini ditetapkan pada tanggal 13 November 2023.
"Ini juga merupakan tindak lanjut dari amanat Presiden Republik Indonesia. Tim ini terdiri dari tim pengarah dan tim pelaksana yang melibatkan unsur pentahelix, baik pemerintah, swasta, dunia usaha, akademisi dan media," kata Kepala Dinkes Cilacap.
BACA JUGA:35 Orang Meninggal Akibat TBC di Cilacap
BACA JUGA:Kasus TBC di Cilacap Tinggi, Dinkes Lakukan Tracing
Kepala Dinkes Cilacap mengatakan, jumlah penduduk yang besar juga menjadikan Kabupaten Cilacap sebagai salah satu daerah dengan risiko tinggi penularan TBC. Untuk itu TPT akan melakukan upaya-upaya seperti investasi kontak atau tracing untuk menemukan kontak yang terduga TBC dan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB).
"Upaya massif seperti kampanye untuk mensosialisasikan TBC, mengedukasi masyarakat terkait TBC, serta upaya skrining dengan mengenali tanda-tanda maupun gejalanya. Sehingga dapat melakukan pencegahan, dan menghilangkan stigma dan diskriminasi," kata Kepala Dinkes Cilacap.
Pihaknya berharap dengan adanya TPT penanganan TBC di Kabupaten Cilacap bisa segera ditangani. Pramesti juga mengajak semua pihak untuk ikut terlibat dalam mengakhiri TBC di Kabupaten Cilacap. (ray)