JAKARTA – Pemerintah berencana akan membentuk semacam Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Ilmuwan, yang berisikan talenta-talenta muda dengan kemampuan di atas rata-rata. Tujuan dari rencana tersebut, untuk mengejar kemajuan pendidikan negara-negara lain, seperti India dan Tiongkok.
Menteri Riset Teknologi dan Perguruaan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengatakan, program ini akan bekerja sama dengan University of Chicago. Program akan berjalan pada 2020, dengan fokus untuk mencari talenta muda dengan kemampuan sains dan teknologi, utamanya ilmu komputer.
“Sudah ada MoU antara Indonesia dengan Chicago University. Saya ingin melihat talenta muda Indonesia yang luar biasa bisa tidak melakukan itu,” kata Nasir di Jakarta, Selasa (15/10).
Nasir menyebutkan, awal dari realisasi Kopassus Ilmuwan ditargetkan akan menjaring 100 orang terpilih dari seluruh Indonesia. Adapun peserta seleksi, dengan menyaring talenta muda mulai Februari hingga maret 2020.
“Ini model baru dan hanya men-talent anak-anak yang pintar. Kalau anak-anak pintar dikirim semacam beasiswa biasa, bosen juga. Mereka harus dididik lebih baik dan harus kita moderenisasi. Juli kita mulai pendidikan,” tuturnya.
Selain itu, program tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa lulusan strata I (SI) yang ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,5. Ke depan pihaknya akan melebarkan sayap pada universitas terbaik di Amerika dan Eropa.
“Sementara ini di Chicago University saja. Nanti bisa juga ke Stanford, MIT. Tapi leading sector-nya dari Chicago” ujarnya.
Nasir berharap, setelah lulus dari porgam tersebut, talenta muda akan berkontribusi membangun Indonesia lebih baik melalui keahliannya masing-masing.
“Kalau dia periset ya riset, mau masuk industri juga silakan. Semua bisa jalan yang penting bagaimana bisa membangun pendidikan dan membangun ekonomi Indonesia agar lebih baik,” imbuhnya.
Sementar itu, Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menambahkan, beberapa profesor di Chicago University akan mengawal jalannya program Kopassus Ilmuwan. Kurang lebih proses tersebut berjalan selama dua tahun.
“Selama dua tahun tugasnya hanya riset. Nanti dikawal oleh profesor di Amerika. Setelah dua tahun, anak-anak ini nanti akan dikirim ke perguruan tinggi top di Amerika dan ada juga mungkin di Eropa,” Jelasnya.
Moeldoko juga berharap, porgam tersebut dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap pendidikan Indonesia terutama pada perguruan tinggi.
“Itulah kopassusnya pendidikan di Indonesia. Riset, riset, dan riset dan akhirnya jadi kekuatan untuk perguruan tinggi dan dunia teknologi,” tutupnya. (der/fin)