RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kebumen selain memiliki wisata alam yang indah, juga banyak menyimapan kesenian – kesenian yang menyimpann keunikan dan harus di lestarikan, salah satunya adalah Kesenian Cepetan.
Kesenian Cepetan sebenanrnya bukan satu satunya yang ada di Kebumen namun kesenian ioni memiliki keunikan sendiri dari kesenian lainya, gerakan khas dan makna dari kesenian ini yang berbeda satu sama lain.
Mengenal lebih dekat kesenian cepetan
Memang belum banyak yang mengetahui kesenian yang satu ini, bahkan penduduk Kebumenya sendiri. Cepetan sendiri terkadang salah dimaknai, karena seringkali Cepetan dimaknai menjadi mahluk penculik anak – anak kecil pada waktu Maghrib.
Sebenarnya Cepetan merupakan sebuah tarian yang berkembang dari dari tarian rakyat, karena memiliki ciri khas dengan gerakan tarian yang spontan dan kostum yang sederhana.
BACA JUGA:Ini Sejarah Kesenian Tari Ebeg atau Kuda Lumping Khas Banyumas
BACA JUGA:Kesenian Berbasis Ritual Tak Diminati
Tarian Cepetan ini berkembang sebagai sarana hiburan rakyat khsuusnya masyarakat Kebumen.Namun juga Seringkali kesenian Cepetan ini dikaitkan dengan hal – hal supranatural.
Karen selain sebagai hiburan kesenian Cepetan ini juga digunakan sebagai ritual untuk memuja para leluhur dan alam sekitar.
Munculnya Kesenian Cepetan
Kesenian ini dikembangkan oleh Mbah Kajoran, menurut cerita yang ada maksud awal dari dikembangkanya kesenian Cepetan ini untuk menakut – nakuti para penjajah yang datang, agar tidak menganggu kehidupan masyarakat Kebumen.
Maka dari itu mengapa Kesenian Cepetan ini menggunkan topeng yang menyeramkan yang kemudian para penari dimasuki oleh mahluk – mahluk ghaib sehingga membuat para penari kesurupan.
BACA JUGA:Tiga Kesenian Banyumas Diusulkan WBTB: Kenthongan, Legenda Kamandaka, dan Wayang Bawor
BACA JUGA:Memahami Kesenian Tradisional Jawa Tengah yang Memikat Melalui Tari Ebeg Banyumasan
Kesenian Cepetan ini berkembang di tiga daerah berbeda,
1.) Cepetan Karanggayam
2.) Cepetan Watulawang
3.) Cepetan Perkutukan.
Pada dasarnya dari ke – 3 daerah tersebut kesenian ini memiliki unsur yang sama pada saat sebelum melakukan pentas sesepuh Cepetan akan melakukan panembahan ke makam Mbah Karojan.
Perbedaan Kesenian Cepetan dari ke – 3 daerah itu hanya terletak pada topengnya saja, topeng sendiri dimaksudkan kepada mahluk halus yang merasuki tubuh penari akan berbeda antara daerah Karanggayam, Watulawang , dan Perkutukan.
Berkembangnya Kesenian Cepetan ini berawal dari orang – orang daerah Watulawang yang membawakan tarian tersebut di Peniron. Kemudian di Watulawang, semenjak masa awal kemerdekaan Kesenian ini dikembangkan oleh Mbah Dawintana sampai sekarang.
BACA JUGA:Kesenian Dalang Jemblung Nyaris Punah
BACA JUGA:Minim Regenerasi, Kesenian Krumpyung Terancam Punah
Keunikan Kesenian Cepetan
Keunikan yang ada pada Kesenian cepetan ini ada pada saat Kesenian ini dimulai akan diadakan ritual pemanggilan roh- roh halus dengan memberikan seembahan sesajen dan ritual lainya di makam Mbah Kajoran.
Makam Mbah Karojan dianggap sebagai tempat para penguasa mahluk yang menjadi pelakon atau mahluk yang akan memasuki tubuh para pemain kesenian Cepetan.
Menurut Mbah Dawintana Kesenian Cepetan ini akan dipengaruhi oleh mahluk yang sama dengan topeg yang dipakai.
Keunikan lainya ada pada topeng yang dipakai para pemain Kesenian Cepetan yang berbeda – beda tiap kelompok, yang kemudian para pemain akan mengalami proses ndem ndeman, pemain Kesenian Cepetan seperti orang mabuk karena pengaruh magis yang memasuki tubuhnya.
BACA JUGA:Kesenian Tradisional Hibur Perantau Banjarnegara
BACA JUGA:Kesenian Cilacap Dikembangkan, Cilacap Kerjasama dengan ISI Surakarta
Cara melestarikan Kesenian Cepetan
Melestarikan dan mengembangkan merupakan tugas bagi masyarakat daerah pemilik Kesenian tersebut, agar tetap terjaga kelestarianya dan dapat dkenal oleh banyak orang.
Karena Kesenian Cepetan ini menjadi warisan lokal daerah yang harus dijaga agar generasi muda, khususnya pemuda yang berasal dari Kebumen tau tentang Kesenian daerahnya sendiri.
Beberapa cara dapat dilakukan sebagai cara untuk menjaga kelestarian Kesenian Cepetan ini bisa tetap memiliki eksistensi :
1. Mengenalkan pada generasi muda tentang Kesenian Cepetan ini agar mereka tertarik, tarian ini bisa dijadikan sebagai gerakan dalam senam – senam sekolah yang ada di Kebumen.
2. Menjadikan Kesenian ini menjadi suatu tarian massal yang melibatkan pada acara – acara yang diadakan oleh pemerintah daerah.
3. Ditampilkan di berbagai acara daerah, yang dikenalkan sebagai salah satu kesenian yang ada di Kebumen
4. Kesenian Cepetan dijadikan ikon Kebumen, bisa dari musiknya atau unsur – unsur yang lainya.
Pada saat ini Kesenian Cepetan kurang dikembangkan, hanya dipentaskan pada saat jika ada yang meminta tampil pada acara hiburan suatu keluarga. Sebelum itu biasanya Kesenian Cepetan ini akan tampil pada Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kurangnya pembinaan untuk mengembangkan Kesenian Cepetan ini menjadi faktor secara khusus untuk menjaga Kesenian ini tetap ada sebagai warisan budaya lokal daerah Kebumen.(*)