JAKARTA- Dua tahun terakhir, protokoler pengawalan presiden diubah. Khususnya, terkait metode pengawalan selama berada di jalan. Tidak boleh lagi ada sirine yang digunakan saat mengawal presiden. Penerapan aturan tersebut akhirnya divideokan dan menjadi viral di situs berbagi video YouTube.
Video berdurasi 4 menit dan 2 detik itu diunggah pada 6 April lalu. Hingga hari keempat kemarin (9/4), video itu telah ditonton lebih dari 233 ribu kali. Dalam video tersebut, para pengawal presiden yang menggunakan moge melaju di samping kanan dan kiri presiden. Di belakangnya, ada pengawal lain yang menggunakan motor Yamaha 1.000 cc.
Ketika jalanan masih lengang, pengawalan berlangsung normal. Namun, begitu mulai merambat, paspampres mulai melihat apakah mungkin mencari celah. Bila dirasa masih mungkin, moge akan dilajukan zigzag. Para pengguna tol jagorawi sudah cukup paham dengan kode tersebut.
Ketika di kaca spion terlihat moge paspampres berjalan zigzag, Mereka perlahan mulai membukakan jalan. Bila berhasil, paspampres mengacungkan jempolnya ke arah pengendara sebagai tanda terima kasih. Secara keseluruhan, rangkaian rombongan presiden berjumlah 9-11 kendaraan.
Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala menuturkan, larangan itu merupakan inisiatif presiden sendiri. "Instruksinya adalah, membuka jalan harus dengan santun dan senyap," tuturnya saat dikonfirmasi. Setiap kali berangkat dari Bogor ke Jakarta maupun sebaliknya, tidak ada sirine yang berbunyi, dan pengawal tidak arogan saat meminta kendaraan lain minggir
Sejauh ini, tutur Djumala, dia belum mendengar ada komplain pengendara saat paspampres membuka jalan. Yang ada, para pengguna jalan melambaikan tangan ke mobil presiden. Dia juga mendapatkan cerita, tidak sedikit pengendara yang kaget karena kendaraannya tiba-tiba dijejeri mobil presiden, karena tidak menyadari bahwa ada pengawalan motor yang ikut serta.
Perubahan aturan protokoler itu diharapkan bisa diikuti oleh seluruh jajaran pemerintahan. "Sebagai pejabat, kita jangan mentang-mentang," lanjutnya Meskipun demikian, Djumala menjamin tidak ada perubahan dalam standard pengawalan presiden. Pengawalan tetap superketat sebagaimana biasanya, hanya dibuat tampak lebih santun di luar.
Djumala tidak membantah bahwa instruksi tersebut juga menjadi isyarat bagi jajaran pemerintah, termasuk menteri untuk melakukan hal yang sama. Hanya, belum semua menteri mengikutinya. "Tapi mereka sering saling ledek kalau ketemu. Kok masih pakai sirine, presiden saja enggak," tambahnya. (byu)