BANJARNEGARA - Beragam tradisi dilalukan dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Di Banjarnegara, ungkapan kegembiraan warga dilakukan dengan menggelar tradisi ruwahan, warga ziarah ke makam leluhur, rebut gunungan hasil bumi, dan tabuh rebana sembari bersolawat.
Ratusan warga Desa Gripit, Banjarnegara, ini rela berdesakan untuk berebut 3 gunungan yang berisi hasil bumi dan makanan khas, tradisi ini dinamakan warga dengan tradisi ruwahan, yang dilakukan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
Prosesi ruwahan di awali dengan melakukan ziarah dan doa bersama di makam leluhur Sunan Gripit, salah satu ulama yang menyebarkan agama islam pertama di Banjarnegara, usai melakukan doa, warga melakukan kirab, tiga gunungan hasil bumi dan makanan khas di bawa keliling desa dengan cara dipikul oleh warga.
Ungkapan kebahagiaan akan kembalinya bertemu dengan bulan suci ramadhan juga dilakukan warga dengan tabuh rebana dan bersolawat, usai pembacaan doa dan nasihat dari para sesepuh dan tokoh masyarakat, gununganpun di perebutkan ratusan warga. Meski berdesakan warga percaya akan mendapat keberkahan.
“Ini tradisi ruwahan yang setiap tahun saat menjelang bulan puasa kalau disini itu orang satu desa berkumpul dimakam untuk membersihkan makam, setelah membersihkan lalu slametan atau syukuran dengan memotong kambing. Selain itu tradisi ruwahan juga untuk meningkatkan tali silahturahmi antar warga dan gotong-royong yang sudah hampir pudar,” kata Sugeng Kepala Desa Gripit, Sabtu (18/3).
Menggelar tradisi ruwahan, selain untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan, juga menjadi ajang untuk memper erat silaturahmi antar warga desa. Tradisi ini dilakukan rutin tahunan untuk menjaga kelestarian budaya lokal. Tidak hanya itu, tradisi ini juga untuk generasi muda agar terus melestarikan tradisi budaya dari Sunan Gripit.
“Tradisi masyarakat Gripit dalam rangka untuk merawat tradisi dan sekaligus untuk mengenal siapa leluhur kita. Khususnya bagi masyarakat Desa Gripit untuk mewarisi kesejarahan dari Sunan Gripit, beliau adalah babat alas di tanah Banjarnegara dan menjadi salah satu Sunan mengajarkan penyebaran agama islam. Untuk generasi muda menurut saya ini sangat penting agar mewarisi perjuangannya, hal ini termasuk nguri-nguri melestarikan tradisi dari Sunan Gripit,” Kata Ferry Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah. (jud)