BANJARNEGARA - Di Banjarnegara, harga beras terus merangkak naik. Masuknya beras impor di sejumlah daerah di Indonesia tak membuat harga beras di pasaran mengalami penurunan harga. Kenaikan terjadi pada semua jenis beras mencapai Rp1.000 per kilogram. Akibat kenaikan harga beras, omzet pedagang menurun hingga 40 persen.
Sudah hampir dua pekan harga beras merangkak naik di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banjarnegara. Kenaikan terjadi pada semua jenis beras. Naik antara Rp500 hingga Rp1.000 per kilogram.
Beras barito dari sebelumnya Rp13.500 naik menjadi Rp14.500 per kilogram, beras C4 super yang sebelumnya Rp12.000 naik menjadi Rp13 per kilogram, beras mentik susu dari sebelumnya Rp13.500 naik menjadi Rp14.500 per kilogram.
Kemudian beras sadani naik dari sebelumnya Rp11.000 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram, beras jenis ciherang naik dari sebelumnya Rp12.000 menjadi Rp12.500 per kilogramnya, beras cimalaya naik dari Rp10.000 menjadi Rp11.000 per kilogram.
Naiknya harga beras ini dikeluhkan warga. “Dengan naiknya harga beras ini sangat memberatkan bagi warga, karena beras merupakan bahan pokok,” kata Saniem, Kamis (2/1).
Warga berharap pemerintah melalui dinas terkait bisa turun tangan mengatasi kenaikan harga beras ini dengan melakukan operasi pasar, agar harga beras dapat kembali normal.
Semenjak harga beras naik, pedagang mengaku sepi pembeli. “Omzet turun hingga 40 persen dari biasa. Banyak pembeli yang mengurangi jumlah belanjaan,” ujar Fatur.
Menghindari kerugian yang lebih besar, pedagang mengurangi stok beras dari biasanya bisa mencapai 10 ton kini hanya menyediakan beras 5 ton. “Kami khawatir harga beras sewaktu-waktu kembali turun,” ujarnya.(jud)