Gelombang Massa Mulai Serbu Ibu Kota, Yakin Jakarta Tetap Damai

Kamis 01-12-2016,10:54 WIB

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini aksi 2 Desember (212) besok, berlangsung damai dan penuh kesejukan. Menurut dia, yang akan terlaksana besok adalah doa bersama untuk kedamaian, kesejahteraan, kemakmuran, dan persatuan bangsa. "Saya memercayai komitmen yang telah dibuat," kata Jokowi saat menerima Ketua MPR Zulkifli Hasan di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin (30/11). Dia meminta masyarakat tidak mengkhawatirkan isu-isu negatif seperti perpecahan hingga makar. Termasuk tidak bereaksi berlebihan ketika kata-kata seperti NKRI dan persatuan terus digaungkan. "Ini untuk mengingatkan kita semuanya betapa kita ini beragam dan majemuk," ujarnya. Melalui isu makar, bisa diambil hikmah bahwa konstitusi Indonesia sudah tegas mengatur pemerintahan. Mulai pemilihan kepala daerah hingga presiden dan wakil presiden. Termasuk pemilihan anggota legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah. Seluruhnya sudah melalui proses panjang. Jokowi yakin tidak bakal ada arah menuju perpecahan apalagi sampai terjadi makar. Karena itu, dia menegaskan, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. "Masyarakat bekerja sebagaimana biasanya saja," ujar presiden 55 tahun itu. Lantas, apa agenda presiden saat aksi 212? "Belum tahu," kata Jokowi. Pada aksi massa 4 November lalu, Jokowi memilih meninjau proyek kereta Bandara Soekarno-Hatta. Dia baru kembali ke istana menjelang tengah malam setelah terjadi kerusuhan. Sementara itu, gelombang kedatangan massa menuju Jakarta semakin besar. Cara mereka pun bermacam-macam. Bahkan jalan kaki sekalipun. Pendukung Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bogor Raya akan mengikuti jejak umat muslim Kabupaten Ciamis. Yakni, berjalan kaki menuju Monas. Pagi ini mereka bakal berjalan kaki sejauh 57 kilometer dari Masjid Raya Bogor menuju Monas. "Kurang lebih 30 ribu peserta," ujar Fitrah, koordinator medis dan logistik posko Jakarta GNPF MUI Bogor Raya, kepada Jawa Pos kemarin. Massa dari Ciamis lebih dulu memulai long march pada Senin (28/11). Mereka diperkirakan tiba di Jakarta besok. Massa GNPF MUI Bogor rencananya berangkat pukul 09.00 hari ini. Mereka bakal menempuh perjalanan selama 9–10 jam. Mereka akan mengenakan pakaian serbaputih dan ikat kepala merah putih. Rombongan diperkirakan tiba di Jakarta malam ini. Para peserta dari Bogor akan mengambil rute terpendek. Dari Masjid Raya Bogor, mereka menuju Depok, melewati kawasan Cibinong dan Jalan Margonda, kemudian melewati Jalan Raya Pasar Minggu, Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Menteng, dan Monas. "Ini merupakan hasil musyawarah ormas, DKM (dewan keluarga masjid), mahasiswa, dan komponen umat Islam se-Bogor Raya," kata Fitrah. Semangat Ciamis juga menulari umat muslim Jakarta. Pendukung GNPF MUI asal Kecamatan Duren Sawit, Cakung, Pulogadung, dan Matraman akan berjalan kaki menuju Monas saat aksi 212. Peserta aksi solidaritas itu akan berkumpul di sejumlah titik yang disepakati masing-masing koordinator lapangan. Dukungan dari masyarakat ditunjukkan dengan berbagai cara. Salah satunya menyediakan tempat menginap lengkap dengan konsumsi bagi peserta dari luar kota. Lokasinya tersebar di beberapa wilayah di Jakarta. Antara lain, Ciracas, Petamburan, Tanah Abang, dan Tebet. Lokasi mayoritas penginapan yang diumumkan melalui grup WhatsApp itu tidak jauh dari masjid. Gelombang massa juga datang dari kalangan buruh se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Mereka ikut bergabung untuk menuntut penegakan hukum atas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Para pekerja juga menyuarakan tuntutan penghapusan PP Nomor 78/2015 tentang Pengupahan. Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan, salat Jumat dan seluruh kegiatan di Monas pada aksi 212 tidak terkait dengan kelembagaan MUI. "Masyarakat jangan salah paham," katanya kemarin. MUI menggagas acara rujuk nasional. Hal itu semata-mata dilandasi keprihatinan mendalam atas kehidupan kebangsaan saat ini. Menurut Zainut, kondisi saat ini kian jauh dari semangat cita-cita para pendiri bangsa. Supaya retakan itu tidak semakin menganga, perlu diadakan rujuk nasional. Menko Polhukam Wiranto menekankan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menjaga situasi Jakarta tetap kondusif. Masyarakat harus mau bekerja sama mengamankan jalannya aksi. "Insya Allah kita nggak kecolongan. Mudah-mudahan," ujarnya. Pangdam Jaya Mayjen Teddy Laksmana menuturkan, pengamanan aksi 212 akan melibatkan personel TNI dan Polri. Jumlah personel lebih besar daripada pengamanan aksi 4 November lalu. Namun, dia menolak menjelaskan secara detail komposisi pengamanan nanti. Yang jelas, Teddy menegaskan bahwa seluruh anggota pasukannya siap mengamankan aksi tersebut. "Saya sudah berpesan agar mereka sabar, berdoa, dan humanis terhadap pendemo," katanya di kawasan Monas kemarin. Selain itu, dia menyatakan, anggotanya telah diperintah untuk tidak membawa senjata api maupun peluru. "Itu sudah perintah," tegasnya. Ratusan ribu atau bahkan jutaan orang yang mungkin mengikuti aksi 212 diantisipasi PT Kereta Api Indonesia (KAI). Perjalanan sejumlah kereta api (KA) dari Jakarta melalui Stasiun Gambir besok dihentikan di Stasiun Jatinegara. Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Sapto Hartoyo menjelaskan, rekayasa keberangkatan KA jarak jauh dilakukan lantaran lokasi demo berdekatan dengan Stasiun Gambir. "Akses menuju Stasiun Gambir akan sedikit terganggu," tuturnya. KA jarak jauh akan dihentikan di Stasiun Jatinegara. Kebanyakan KA yang diberangkatkan melalui Stasiun Gambir merupakan KA kelas bisnis dan eksekutif. "Penumpang yang sulit menuju ke Gambir bisa naik dari Stasiun Jatinegara. Ini demi memudahkan pelayanan penumpang," jelasnya. (tyo/wan/byu/mia/dod/c5/acd)

Tags :
Kategori :

Terkait